Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farhan: Macet Bandung Kayak Bubaran Pabrik, Gara-gara Jam Sekolah

Kompas.com, 7 Agustus 2025, 17:50 WIB
Putra Prima Perdana,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, tengah mengkaji jam masuk sekolah yang diduga menjadi salah satu penyebab kemacetan di Kota Bandung.

“Untuk masalah kemacetan memang saya lagi ngukur dampak perbedaan jam masuk kelas SMA, SMP, SD itu seperti apa. Cuma memang yang saya rasakan langsung di Cibiru ketika ada dua SD itu bubar, bikin macetnya lumayan, seperti bubaran pabrik,” ujar Farhan di Sasana Budaya Ganesha, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025).

Farhan juga menyebutkan bahwa penguatan sistem transportasi umum menjadi salah satu solusi utama untuk mengurangi kemacetan.

“Yang pasti sistem transportasi massal memang sudah tidak bisa dihindari lagi. Kita sangat serius dalam pengembangannya. Setiap minggu kita lakukan diskusi dan pematangan konsep dengan Dishub,” tuturnya.

Salah satu program yang tengah disiapkan adalah Bandung Rapid Transportation (BRT) yang diklaim mirip dengan TransJakarta. Farhan berharap proyek ini bisa mulai memberikan hasil dalam waktu kurang dari dua tahun.

Baca juga: Buat Bandung Macet Saat Daftar ke KPU Jabar, Dedi Mulyadi Minta Maaf

“Mudah-mudahan dalam waktu 18 bulan ke depan sudah ada solusi yang lebih nyata. Tapi memang saat ini kita siap-siap gelut dalam pembangunan BRT,” kata dia.

Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas pada 1-5 Juli 2025 menunjukkan bahwa masyarakat Kota Bandung secara umum puas terhadap kinerja Pemerintah Kota Bandung. Sebanyak 66,3 persen responden menyatakan puas.

Namun, tingkat pemahaman masyarakat terhadap program-program unggulan Wali Kota Muhammad Farhan dan Wakil Wali Kota Erwin masih tergolong rendah. Banyak dari program tersebut belum dikenal luas.

Satu-satunya program yang tingkat pengetahuannya tinggi adalah Pasukan, yakni program pengelolaan sampah untuk kesejahteraan warga, dengan tingkat pengenalan mencapai 79,3 persen. Hal ini sejalan dengan persoalan sampah yang sebelumnya menjadi masalah besar, dengan 1.594 ton sampah menumpuk setiap hari di Kota Bandung pada 2023.

Baca juga: Nurul Arifin Sebut Kota Bandung Macet dan Pembangunan Tak Merata

Sebaliknya, program Taman Bugar Utama dan 30 lembaga inkubator bisnis baru justru memiliki tingkat pengetahuan yang sangat rendah, masing-masing 43,7 persen dan 42,4 persen responden mengaku tidak pernah mendengarnya.

Padahal, menurut laporan StartupBlink pada 2022, Bandung menempati posisi kedua terbaik nasional untuk ekosistem startup dengan skor indeks 1,17, di bawah Jakarta (24,44), dan unggul dari Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.

Program lain yang diapresiasi adalah Bandung GerCep, program percepatan layanan publik. Sebanyak 57,9 persen responden menyatakan puas, bahkan 8,4 persen di antaranya menyatakan sangat puas. Salah satu aksi cepat program ini adalah penanganan kasus perundungan siswa pada Februari 2025.

Program Ngabandungan Bandung, yaitu kegiatan wali kota keliling memantau wilayah, juga mendapat respons cukup positif, dengan apresiasi dari 44,7 persen responden.

Namun demikian, tantangan tetap ada. Dua persoalan utama yang masih belum terjawab oleh program unggulan adalah soal kemacetan dan lapangan pekerjaan.

Hanya 18,5 persen responden yang puas dengan ketersediaan lapangan kerja, sedangkan 48,9 persen warga tidak puas terhadap kondisi kemacetan di Kota Bandung.

Dengan tingkat apresiasi dan kritik dari masyarakat tersebut, duet Farhan-Erwin diharapkan dapat bergerak lebih cepat dan strategis untuk menjawab keresahan warga serta memaksimalkan potensi Bandung hingga 2029 mendatang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau