BANDUNG, KOMPAS.com - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Provinsi Jawa Barat yang berlangsung pada Selasa (19/8/2025) tak hanya dimaknai sebagai seremoni tahunan semata.
Perayaan tahun ini menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan industri.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyebut tahun ini mengangkat spirit kebangkitan hasil pertanian, UMKM, dan industri dengan menggelar kirab budaya dari 27 kabupaten dan kota.
Para peserta kirab akan membawa dongdang atau jampanan, yakni sajian makanan tradisional hasil produk pertanian dan UMKM dari masing-masing daerah.
Baca juga: Besok Ada Kirab Budaya HUT Ke-80 Jabar di Bandung, Catat Rute dan Jadwalnya
"Ini adalah spirit kita untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian, di bidang UMKM, dan di bidang industri. Semoga hari besok kita bisa sama-sama bertemu," ujar Dedi dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/8/2025).
Ia berharap perayaan kali ini menjadi semangat untuk melengkapi berbagai kekurangan yang masih dimiliki Pemprov Jabar, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan.
"Yang paling penting adalah pukul 15.30, kami akan menyelenggarakan Karnaval Jawa Barat Hudang, yang akan diikuti oleh 5.000 peserta dari seluruh kabupaten dan kota di seluruh provinsi Jawa Barat," kata Dedi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jabar, Iendra Sofyan, menerangkan ada yang berbeda pada perayaan tahun ini, yakni akan dibacakan sejarah kerajaan Sunda.
Baca juga: Bukan Sekadar Pawai, Kirab HUT Jawa Barat Ternyata Bawa Misi Bersejarah
"Misalnya Sumedang Larang, kemudian Galuh, Cirebonan, Pakuan, begitu. Itu nanti akan disampaikan," katanya.
Kemudian, para peserta kirab akan membawa makanan khas dari hasil pertanian dalam rangka memopulerkan kepada masyarakat.
"Nanti teman-teman kabupaten/kota akan menampilkan sesuai dengan tematik sejarah kerajaannya. Contoh Kabupaten Cirebon adalah ke Cirebonan atau Kasepuhan dan lain sebagainya. Bogor misalnya adalah Kerajaan Pakuan," kata Iendra.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang