Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirab Budaya HUT Jabar: Dedi Mulyadi Tegur Rombongan Setda, Farhan Minta Warga Maklum

Kompas.com, 20 Agustus 2025, 06:36 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com – Kirab budaya “Jabar Hudang” yang digelar dalam rangka HUT ke-80 Jawa Barat di Kota Bandung, Selasa (19/8/2025), berantakan karena sempat mengalami gangguan.

Arak-arakan pejabat Sekretariat Daerah (Setda) Jabar bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tiba-tiba melintas di tengah jalannya kirab, hingga membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi geram.

Kirab ini melibatkan peserta dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Rangkaian pawai dirancang untuk menampilkan sejarah kerajaan dan kebudayaan Jawa Barat, mulai dari Caruban Pajajaran hingga kisah Nyai Subang Larang.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di Gedung Sate, Gubernur Dedi Mulyadi bersama kepala daerah lebih dulu tiba di tenda kehormatan. Mereka bahkan sempat ikut menari bersama penari Caruban Pajajaran yang diboyong Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar.

Baca juga: Kritik Pembangunan Abaikan Nilai Sejarah Sunda, Dedi Mulyadi: Betapa Kita Gagap, Lalai

Arak-arakan Setda Ganggu Jalannya Kirab

Namun, saat pawai memasuki bagian kisah Subang Larang, rombongan Sekda Jabar Herman Suryatman bersama OPD justru muncul di depan tribune. Herman tampak menunggang kuda, diikuti barisan OPD dengan tema masing-masing.

Melihat kondisi tersebut, Dedi Mulyadi langsung berdiri dan meminta pergerakan Setda dihentikan.

“Ini karnaval. Karnaval itu ada rangkaian ceritanya, setelah cerita tentang Caruban Pajajaran, masuk Subang Larang, itu kabupaten kota menceritakan sejarah Jawa Barat. Bukan Setda motong di tengah terus bikin pawai,” ujar Dedi di Gedung Sate.

Ia menegaskan, kirab bukan sekadar karnaval biasa, melainkan narasi sejarah yang disampaikan lewat seni.

“Mohon dimengerti teman-teman Setda, ini cerita rangkaian sejarah Jawa Barat yang diceritakan dalam bentuk karnaval budaya. Mohon ngerti seni, silakan stop yang Setda, lebih dulu yang kabupaten kota,” kata Dedi.

Akibat insiden itu, kirab dari sejumlah daerah tidak sempat tampil. Menjelang azan maghrib, Dedi memanggil panitia lalu memutuskan menghentikan kirab lebih awal.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kecewa Kirab HUT Jabar Terganggu Arak-arakan Setda: Mohon Ngerti Seni, Stop!

Ribuan Warga Padati Rute Kirab

Meski sempat ricuh, kirab “Jabar Hudang” tetap menyedot perhatian publik. Ribuan warga memadati rute sepanjang Gedung Merdeka hingga Gedung Sate untuk menyaksikan atraksi seni, budaya, serta parade kuda dan kereta kencana.

Rute kirab melintasi Jalan Dr Ir Soekarno, Jalan Naripan, Jalan Braga, Jalan Suniaraja (Viaduct), Jalan Wastukancana, Jalan LLRE Martadinata, Jalan Ir H Juanda, hingga berakhir di Jalan Diponegoro.

Warga Terjebak Macet

Di balik meriahnya Kirab Budaya, warga Bandung mengeluhkan kemacetan parah di berbagai titik. Seperti di Jalan Merdeka, kendaraan yang hendak menuju Jalan Wastukencana harus berhenti menunggu rombongan kirab budaya selesai melintas.

Kemudian di Jalan Braga dan Suniaraja. Volume kendaraan di jalan-jalan tersebut menumpuk, sulit bergerak. Pengemudi pun mencoba menjari jalur alternatif lain.

Macet parah, harusnya jangan disuruh nunggu seperti itu, tapi alihkan saja,” tutur Hermawan, salah satu warga Bandung.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau