Editor
BANDUNG, KOMPAS.com – Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi menerima Sertifikat Verifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 ITB.
Lembaga ini berfungsi sebagai pengakuan kompetensi bagi lulusan maupun sivitas akademika ITB, sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) maupun standar lain yang relevan.
LSP P1 ITB nantinya bertugas menggelar uji kompetensi secara internal di seluruh sekolah dan fakultas ITB. Nantinya juga, mahasiswa tidak hanya mendapatkan ijazah, tapi juga mengantongi sertifikasi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tantang Kampus Buat Inovasi Atasi Masalah Sampah, Termasuk ITB
Direktur Direktorat Pendidikan Profesional Berkelanjutan ITB, Prof Ridwan Sutriadi, menegaskan keberadaan LSP P1 akan memperkuat posisi kampus sebagai pusat pengembangan talenta unggul.
“Kehadiran LSP P1 ITB akan memperkuat posisi ITB sebagai pusat pengembangan talenta yang unggul, berdaya saing, dan mampu menjawab kebutuhan industri serta dunia kerja,” ujar Ridwan dalam rilisnya, Jumat (23/8/2025).
Menurut Ridwan, sertifikasi ini berlaku untuk mahasiswa semua jenjang, mulai S1 hingga S3, termasuk program profesi seperti insinyur, farmasi, apoteker, seni rupa, desain, hingga teknologi hayati.
Baca juga: Keseruan Saling Senggol, Ajang Kreatif Jelang Pasar Seni ITB 2025
Ridwan menambahkan, langkah ini sejalan dengan kebijakan rektor ITB yang menargetkan kampus menjadi fourth generation university.
“Kebijakan Rektor menegaskan bahwa ITB ingin menjadi fourth generation university, salah satunya melalui peningkatan kualitas lulusan lewat sertifikasi LSP,” beber dia.
Selain sertifikasi, program Continuing Professional Development juga akan berjalan paralel untuk memperkuat standar profesionalisme lulusan ITB.
Industri, kata Ridwan, kerap meminta standar tertentu dari lulusan, mulai dari profesionalisme, etika, hingga K3L (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan).
“Standar utama yang sering diminta industri misalnya profesionalisme, etika, dan K3L. Itu sebabnya banyak skema yang diajukan ke BNSP terkait K3L,” paparnya.
Sebelumnya, sertifikasi sudah dijalankan secara terbatas di lingkungan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). Kini, prosesnya telah dikonsolidasikan ke level universitas agar lebih terintegrasi.
Kepala BNSP, Syamsi Hari, menyebut ITB sudah menyiapkan 29 skema sertifikasi dan 66 calon asesor dari 11 sekolah dan fakultas.
“Penyerahan sertifikat verifikasi ini merupakan langkah penting bagi ITB dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui sistem sertifikasi berbasis kompetensi,” ujarnya.
Syamsi menjelaskan, hasil asesmen nantinya akan dituangkan dalam Sertifikat Kompetensi Pendamping Ijazah (SKPI).
Sertifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing lulusan ITB di dunia kerja maupun wirausaha.
“Ini sangat penting untuk pengakuan potensi mahasiswa, meningkatkan daya saing di dunia kerja maupun wirausaha, serta memperkuat personal branding, karier, kredibilitas, dan rasa percaya diri lulusan,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang