Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandingkan Gaji dengan DPR Rp 100 Juta, Sopir Angkot: Panas, Seharian Cuma Rp 50.000

Kompas.com, 26 Agustus 2025, 15:47 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Kabar mengenai besaran gaji anggota DPR-RI yang mencapai Rp 100 juta per bulan memicu reaksi beragam di masyarakat, terutama di Kabupaten Bandung.

Sejumlah warga menyuarakan kekesalan mereka, terutama ketika membandingkan keseharian mereka yang penuh keterbatasan dengan gaya hidup mewah para wakil rakyat.

Sopir Angkot: Kerja Seharian Dapat Rp 50.000

Dede Supriatna (48), seorang sopir angkot dari Dayeuhkolot, menilai angka Rp 100 juta per bulan sebagai sesuatu yang “tak masuk akal”.

Ia mengungkapkan, meski bekerja seharian dari pagi hingga malam, penghasilannya hanya berkisar antara Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per hari.

“Bayangkan, saya tarik angkot dari Subuh, kadang sampai larut malam. Itu pun kalau lagi ramai penumpang. Kalau sepi, bisa cuma bawa Rp 50 ribu. Sementara anggota DPR bisa terima Rp 100 juta, duduk di gedung ber-AC. Jelas bikin iri, tapi juga marah,” katanya dengan nada kesal, saat ditemui pada Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Bocah 10 Tahun Tewas Usai Terlibat Kecelakaan Maut di Bandung Barat

Dede menambahkan, ia harus berhemat untuk sekadar membeli beras dan kebutuhan harian, sementara ia sering melihat gaya hidup pejabat yang bergelimang harta, seperti mobil mewah, pakaian mahal, hingga liburan ke luar negeri.

“Kami makan tempe saja sudah syukur. Mereka makan di hotel bintang lima. Ini bedanya bumi sama langit,” ujarnya.

Harga Sepatu Dewan, Biaya Hidup Setahun

Sementara itu, Yani Marlina (37), seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Baleendah, juga menyampaikan keresahannya.

Ia mengaku sering pusing mengatur uang belanja harian dari suaminya yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan gaji Rp 3,5 juta per bulan.

“Setiap bulan itu uang sudah habis buat bayar kontrakan, listrik, sama sekolah anak. Kadang masih kurang, jadi harus gali lubang tutup lubang. Sementara dengar ada yang gajinya Rp 100 juta, rasanya kok jauh banget bedanya sama kita,” kata Yani.

Baca juga: Mahasiswa Demo DPRD Sumut, Protes Tunjangan Selangit DPR RI, Bawa Kardus Berisi Tikus

Diketahui bahwa gaji pokok anggota DPR memang relatif kecil, sekitar Rp 4,2 juta per bulan untuk anggota biasa.

Namun, jika ditambah tunjangan rutin—mulai dari tunjangan istri atau suami, anak, jabatan, komunikasi, hingga perumahan—totalnya bisa melampaui Rp 50 juta.

Jika memasukkan tunjangan rumah, angka tersebut bahkan dapat menyentuh Rp 100 juta.

Nominal ini sangat tidak sebanding dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Kabupaten Bandung yang ditetapkan sebesar Rp 3.757.284,86 per bulan.

Yani menambahkan, ia sering melihat berita tentang gaya hidup pejabat yang tampil necis dengan tas atau sepatu bermerek.

Halaman:


Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau