Editor
SUKABUMI, KOMPAS.com – Tidak semua warga Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sukabumi, dapat menikmati aliran listrik di rumah mereka.
Salah satunya pasangan suami istri Misjo dan Teti, yang tinggal di sebuah gubuk sederhana di tengah kebun di Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak.
Sehari-hari, gubuk reyot dengan bilik bambu itu hanya diterangi cahaya redup lampu minyak tanah saat malam.
Untuk memasak, Teti harus berhadapan dengan asap pekat dari tungku kayu bakar karena mereka tak memiliki kompor gas.
“Ceritanya tinggal di sini ngebon, terus tanam singkong, enggak ada lagi. Di sini bertiga (dengan satu anak), dulu rumah di atas, sekarang tinggal di sini sambil ngebun,” ujar Misjo dikutip dari Tribun Jabar, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Keluarga Kaget, Driver Ojol Sukabumi Terluka Parah Saat Kericuhan Demo di Jakarta
Misjo mengaku sudah tiga tahun menempati gubuk itu. Untuk bertahan hidup, ia menggarap kebun dengan sistem tumpang sari.
Meski kondisi serba terbatas, ia berusaha tetap bersyukur dan menampilkan wajah ceria.
Sang istri, Teti, mengungkapkan keinginannya agar rumah mereka bisa dialiri listrik. Ia juga sempat mendapat tawaran untuk tinggal bersama ibunya di Kampung Sampay, namun memilih tetap mendampingi suaminya di kebun.
“Pengen punya lampu. Kalau di sini kan enggak punya, gelap-gelapan,” kata Teti.
Selain listrik, keluarga kecil ini berharap bisa mendapat bantuan dari pemerintah agar dapat menempati rumah yang lebih layak.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Cerita Pilu dari Sukabumi, Satu Keluarga Huni Gubuk Reyot Tanpa Penerangan Listrik
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang