Editor
Ia menilai, sektor pertanian dan perdagangan paling banyak menyerap tenaga kerja.
“Karena tenaga kerja kita yang paling besar itu ada di sektor pertanian dan perdagangan. Jadi strategi penanggulangan kemiskinan harus menyasar dua sektor ini,” ucap Acuviarta.
Acuviarta juga menyoroti penurunan nilai tukar petani (NTP) di Jawa Barat yang pada Agustus 2025 turun 0,53 persen menjadi 115,61.
“NTP itu mencerminkan daya beli petani. Kalau NTP turun, artinya pendapatan petani tertekan. Maka hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan harus didorong supaya pendapatan petani naik,” katanya.
Selain itu, ia menilai program pemberdayaan ekonomi masyarakat perlu dievaluasi, mulai dari One Pesantren One Product, Petani Milenial, hingga program besar seperti Koperasi Merah Putih dan Makan Bergizi Gratis.
“Program-program itu perlu dilihat lagi efektivitasnya, benar tidak menyerap tenaga kerja. Evaluasi ini penting agar strategi penanggulangan kemiskinan lebih tepat sasaran,” kata Acuviarta.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Acuviarta Kartabi Ungkap Fakta Kemiskinan di Jabar Makin Dalam dan Parah
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang