Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KTNA Tak Mungkiri Utang Petani di Indramayu Hampir Rp 1,5 Triliun

Kompas.com, 15 September 2025, 14:37 WIB
Handhika Rahman,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, tak memungkiri utang petani di Kabupaten Indramayu yang mencapai hampir Rp 1,5 triliun.

Soal utang itu awalnya dibongkar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Dharma Kusuma berdasarkan data yang mereka dapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan "Kabupaten Indramayu dalam Angka 2025".

Tercatat bahwa sektor pertanian, perburuhan, dan kehutanan memiliki utang pada bank umum sebesar Rp 1.493.558.170.494 pada tahun 2023.

Sutatang menjelaskan, saat pemerintah membuat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), banyak petani yang mengajukan program tersebut, termasuk program-program lainnya yang dibuat khusus untuk petani oleh berbagai perusahaan BUMN.

Baca juga: Mahasiswa Bongkar Utang Petani Indramayu Nyaris Rp 1,5 Triliun, DPRD Kaget

Uangnya kemudian digunakan untuk modal usaha tani, gadai sawah, sewa sawah, keperluan usaha lain, dan lain sebagainya.

"Jadi, kemungkinannya iya mendekati benar. Jadi, saat mengajukan pinjaman itu kan ada verifikasi, ya, ternyata saat diverifikasi memang mayoritas petani itu punya utang, artinya punya tunggakan hampir semua," ujar dia saat dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan seluler, Senin (15/9/2025).

Sutatang pun tidak memungkiri bahwa utang ini juga dilakukan oleh para petani yang berada di bawah naungan KTNA Indramayu.

Penyumbang utang terbesar biasanya adalah petani yang sewa atau gadai lahan ke tuan tanah, sebagian lagi digunakan untuk modal operasional memulai tanam hingga saat panen raya.

Baca juga: Petani Merugi, Kemarau Basah Rusak Daun Tembakau Madura Siap Panen

Adapun program-program untuk kesejahteraan petani yang diberikan pemerintah, menurut dia, belum bisa sepenuhnya menjawab persoalan petani karena lebih seputar bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), benih, hingga pupuk bersubsidi.

Sisanya, petani harus mengeluarkan modal sendiri yang total biayanya juga tidak sedikit.

"Kaya untuk bayar sewa tanah, pupuk juga walau subsidi kan tetap harus beli, lalu untuk bayar yang lainnya, macam-macamlah dari tanam sampai panen itu bayar semua," ucapnya.

"Sementara pemerintah cuma bantuan benih, alsintan juga terbatas, kecuali kalau alsintan itu dikasih satu-satu ya untuk petani," ujar dia.

Di sisi lain, kata Sutatang, KTNA tidak bisa melarang petani yang hendak utang karena menyangkut keberlangsungan petani dalam mencari nafkah.

"Kami paling menyarankan, dari pada utang ke renternir, lebih baik utang ke bank karena bunganya lebih rendah," ujar dia.

Baca juga: Petani Tembakau di Ngawi Menjerit, Gagal Panen dan Harga Anjlok

Di sisi lain, kabar baiknya, kata Sutatang, harga gabah petani saat ini sedang tinggi, walau alami penurunan dari Rp 8.000 menjadi Rp 7.700-7.800 per kilogram.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau