GARUT, KOMPAS.com - Jumlah siswa yang menjadi korban keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kadungora bertambah pada Kamis (18/9/2025) sore. Satu siswa kembali dirawat sehingga total yang masih menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora menjadi 16 orang.
“Jam 1 siang tadi ada tambahan pasien dengan keluhan sesak, tapi sekarang sudah membaik sudah di ruang perawatan,” jelas Kepala Puskesmas Kadungora, Noni Cahyana, saat dihubungi lewat telepon, Kamis sore.
Menurut Noni, pasien baru tersebut selain mengalami keluhan mual, pusing, dan muntah juga mengeluhkan sesak napas karena memiliki penyakit bawaan asma. Pasien sudah diberi bantuan pernapasan dengan oksigen.
Baca juga: 194 Siswa SD hingga SMA di Garut Diduga Keracunan MBG
Ia menuturkan, seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas Kadungora merupakan rujukan dari Puskesmas Rancasalak di Desa Rancasalak. Pasien yang dirujuk umumnya mengalami dehidrasi akibat muntah dan buang air besar.
“Keluhannya kebanyakan mual, pusing, sakit perut, yang mengalami dehidrasi dan perlu dirawat dirujuk ke Puskesmas Kadungora,” katanya.
Sejak Rabu (17/9/2025), Puskesmas Kadungora sudah menangani 26 pasien keracunan. Dari jumlah itu, 11 orang sudah pulang dan 15 masih dirawat. Hingga Kamis siang, pasien bertambah satu orang sehingga total yang dirawat menjadi 16.
Terpisah, Kepala Seksi Humas Polres Garut, Iptu Susilo Adi, menyatakan kepolisian melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab keracunan.
Baca juga: Puluhan Siswa 2 Sekolah di Garut Diduga Keracunan MBG, Pemkab Investigasi
“Kita sudah meminta keterangan dari saksi-saksi, mengirimkan sampel bekas makanan dan muntahan ke laboratorium,” jelas Adi.
Ia menyebut, siswa yang keracunan mengonsumsi makanan MBG yang disalurkan melalui dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Yayasan Al-Bayyinah 2 Garut di Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora. Menu yang dibagikan berupa nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayuran, dan stroberi pada Selasa (16/9/2025).
Gejala keracunan baru dirasakan siswa pada Selasa sore dan berlanjut hingga Rabu ketika mereka mulai berdatangan ke Puskesmas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang