BANDUNG, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan menilai lemahnya pengawasan menjadi faktor utama berulangnya kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG).
"Harus betul-betul ada pengawasan, tidak seperti sekarang dimasak jam 2, jam 4 dikemas siang-siang dimakan oleh anak-anak dan itu mengandung makanan yang basi," ujar Erwan saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (25/9/2025).
Ia menyebut distribusi makanan yang dimasak dini hari, lalu baru sampai ke tangan siswa pada siang hari, membuat makanan tersebut berisiko basi.
Erwan menekankan, jika makanan sudah dalam kondisi tidak segar atau tidak layak konsumsi, sebaiknya tidak diberikan sama sekali.
Baca juga: Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!
"Kalau melalui quality control yang baik, pengawasan yang baik apakah itu layak atau tidak, lebih baik jangan diberikan kalau memang tidak layak, jangan dipaksakan," katanya.
Ia juga menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh agar program ini tidak kembali memakan korban.
"Saya berharap ke depan betul-betul ada evaluasi dan sebelum diserahkan kepada siswa untuk dikonsumsi ada tim quality control yang menyatakan bahwa itu makanan siap dikonsumsi oleh para pelajar atau tidak," tutur Erwan.
Terkait keberlangsungan program MBG, Erwan menyebut keputusan ada di tangan pemerintah pusat.
"Masalah penghentian atau dilanjutkan itu adalah masalah pusat. Saya menghormati keputusan pusat, kita di daerah harus mendukung apapun program dari pemerintah pusat. Kita tinggal evaluasi saja," ucapnya.
Baca juga: 65 Siswa SMKN 1 Cihampelas Keracunan MBG, Ambulans Hilir Mudik di Halaman Sekolah
Ia mencontohkan dapur MBG di Cilengkrang, Kota Bandung, yang dinilainya sudah memenuhi standar. Menurutnya, setiap dapur MBG harus memiliki ahli gizi yang dapat memastikan kelayakan makanan.
Untuk mengurangi risiko, Erwan mengusulkan menu sementara dibuat sederhana dan aman.
"Untuk sementara ini saya berharap ya tidak dulu ada makanan yang kira-kira cepat basi, simpel-simpel saja dulu. Tahu, tempe, ayam juga sudah. Saya kira itu akan menghindari dari sayuran-sayurannya, betul-betul sayuran yang segar dicek betul-betul," katanya.
Erwan berharap kasus keracunan di Kabupaten Bandung Barat menjadi yang terakhir.
"Jangan sampai terjadi lagi keracunan, mudah-mudahan ini adalah kejadian terakhir," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang