Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Penyedia MBG Kurangi Hak Anak Bisa Diproses Hukum

Kompas.com, 29 September 2025, 18:28 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan pemerintah akan memberi sanksi keras kepada penyedia makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terbukti mengurangi hak anak-anak.

Menurutnya, porsi senilai Rp 10.000 per siswa tidak boleh dikurangi sedikit pun karena sudah menjadi standar yang ditetapkan pemerintah. Ia memastikan ada tiga konsekuensi bagi pelanggar, mulai dari sanksi administratif, penghentian kerja sama, hingga proses hukum tindak pidana korupsi.

“Kalau ada yang berani mengurangi hak anak-anak, maka konsekuensinya jelas, mulai dari sanksi administratif hingga proses hukum. Karena setiap rupiah dalam program ini adalah hak anak-anak, tidak boleh ada yang dipotong atau dialihkan,” kata Dedi usai Rapat Koordinasi MBG Jawa Barat di Bale Pakuan Pajajaran, Bogor, Senin (29/9/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Larang Guru Cicipi MBG, Hanya Tim Khusus yang Berwenang

Ia menegaskan, komitmen itu diambil untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan program MBG Jabar.

Mantan anggota Komisi IV DPR ini menjelaskan, Pemprov Jabar akan membentuk tim evaluasi sambil menunggu terbitnya peraturan presiden terkait MBG. Tim tersebut akan mengawasi seluruh tahapan pelaksanaan, mulai dari penyiapan bahan baku, proses memasak, waktu penyajian, hingga distribusi ke sekolah.

Nantinya, kata dia, makanan juga akan diperiksa kelayakannya oleh tim khusus, bukan lagi oleh guru seperti yang selama ini dilakukan.

Baca juga: Surat Perjanjian MBG di Bintan Bocor, Ada Poin Jaga Rahasia apabila Keracunan

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan lembaga aduan di setiap kabupaten dan kota. Melalui lembaga ini, guru maupun siswa bisa melaporkan langsung jika menemukan masalah pada makanan MBG. Aduan bisa terkait kualitas, rasa, hingga kuantitas makanan yang tidak sesuai standar.

“Setiap laporan akan ditindaklanjuti, agar masyarakat ikut terlibat dalam pengawasan,” ujar Dedi.

Dedi menambahkan, usulan pembangunan dapur sekolah untuk lembaga pendidikan dengan jumlah siswa lebih dari 1.000 orang juga tengah dibahas. Dengan adanya dapur di sekolah, distribusi makanan diharapkan lebih cepat, higienis, dan melibatkan orang tua siswa sebagai relawan pengelola.

Baca juga: Anggota Dewan Disinyalir Bermain dalam Program MBG, Ketua DPRD Kuningan: Kami Akan Verifikasi Keterlibatannya

Menurutnya, langkah ini sekaligus memperkuat rasa kepemilikan masyarakat terhadap program MBG.

Di sisi lain, ia berharap pelaksanaan MBG bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Pasokan bahan makanan, tenaga kerja, hingga jasa pendukung akan diambil dari wilayah setempat dan tercatat dalam data statistik daerah.

“Dengan cara itu, MBG bukan hanya memberi gizi bagi anak-anak, tapi juga menumbuhkan ekonomi lokal, apalagi di tengah pengurangan dana transfer ke daerah,” kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau