Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor di Puncak Bogor Timbun Aliran Sungai, 21 Warga Terdampak

Kompas.com, 30 September 2025, 05:12 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Longsor menimbun aliran Kali Citarawangsa di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, tepatnya di Desa Megamendung, pada Senin (29/9/2025) malam.

Material longsor yang berasal dari tebing penahan tanah (TPT) di Mako Pusdik Reskrim membuat air sungai meluap hingga merendam tujuh rumah warga di sekitarnya.

Sebanyak 21 jiwa dari tujuh kepala keluarga (KK) terdampak luapan air akibat longsoran tersebut.

Meski demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor memastikan bahwa tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut.

Baca juga: Paksa Masuk ke Bus Wisatawan di Puncak Bogor, Pengamen Diciduk Polisi

"Longsor terjadi akibat hujan deras yang turun cukup lama sehingga menyebabkan puing longsoran menutup aliran kali atau sungai dengan lebar sekitar dua meter. Air pun meluap dan berdampak terhadap tujuh rumah warga tersebut," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, melalui keterangannya, Senin malam.

"Tanah longsor terjadi sekitar pukul 19.15 WIB berdasarkan laporan yang diterima dan tim reaksi cepat (TRC) langsung diterjunkan dan tiba di lokasi pukul 23.05 WIB," ucapnya.

Adam menjelaskan, longsoran memiliki dimensi panjang sekitar 15 meter, tinggi 4 meter, dan lebar 6 meter.

Selain merendam rumah warga, longsor juga mengancam akses jalan menuju Mako Pusdik Reskrim karena posisi bibir longsoran hanya berjarak 1,5 hingga 2 meter dari badan jalan.

Kondisi ini, kata Adam, membuat tim reaksi cepat (TRC) dan petugas lain yang berada di lapangan harus menunda pembersihan material pada malam hari.

Baca juga: Bayi Perempuan Baru Lahir Ditemukan di Puncak Bogor, Dibungkus Selimut

TRC BPBD bersama aparatur desa, RT/RW, serta pihak Pusdik Reskrim langsung melakukan kaji cepat dan analisis lapangan.

Petugas juga mengingatkan dan mengimbau warga di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung itu agar meningkatkan kewaspadaan.

"Evakuasi atau pembersihan material longsoran tidak bisa dilakukan malam ini karena khawatir terjadi longsor susulan, mengingat tanah masih labil. Rencananya baru dilakukan besok setelah kondisi aman," ujar Adam.

Sebagai langkah darurat, pihak Pusdik Reskrim menutup area longsoran dengan terpal, sementara BPBD mendistribusikan 25 lembar karung kepada warga untuk memperkuat tanggul darurat.

Adam menambahkan, jika hujan deras kembali turun, warga di sekitar lokasi diminta segera mengungsi ke tempat yang lebih aman guna menghindari risiko longsor susulan.

"Situasi akhir, longsoran untuk sementara ditutup menggunakan terpal oleh pihak Mako Pusdik Reskrim. Kemudian, tim sudah memberikan imbauan kepada warga jika terjadi hujan kembali agar mengungsi ke tempat yang lebih aman," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau