BOGOR, KOMPAS.com - Longsor tebing menimbun aliran sungai di kawasan Puncak, Bogor, tepatnya di wilayah Mako Pusdik Reskrim, Desa Megamendung, pada Senin (29/9/2025) malam. Peristiwa ini ternyata sudah dua kali terjadi di titik yang sama.
Kepala Tim Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Andi, menyebut longsor serupa pernah terjadi pada 2019 sebelum tebing penahan tanah (TPT) dibangun.
“Itu murni longsoran TPT yang menutup aliran air. Akibatnya air meluap dan berbelok ke permukiman,” kata Andi kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Luapan air merendam enam rumah warga dan satu rumah singgah yang berada tepat di sisi aliran kali. Dari pendataan, terdapat tujuh rumah atau kepala keluarga dengan total 21 jiwa yang terdampak.
Baca juga: Longsor di Puncak Bogor Timbun Aliran Sungai, 21 Warga Terdampak
Andi menjelaskan, dari tujuh rumah terdampak terdapat satu rumah singgah milik warga Jakarta yang biasanya digunakan untuk beristirahat.
“Rumah singgah itu milik warga Jakarta, biasanya dipakai istirahat kalau pulang ke Bogor. Tidak ada korban luka dan warga masih bertahan di rumah masing-masing,” ujarnya.
BPBD memastikan tidak ada korban jiwa. Pembersihan material longsoran sempat tertunda karena kondisi tanah di atas masih rawan longsor susulan. Penanganan kemudian diserahkan kepada pihak Pusdik Reskrim sebagai pemilik akses jalan yang tertutup longsor.
“Lokasi longsor ada di jalur masuk Mako Pusdik, bukan jalan umum. Kami khawatir kalau dipaksakan bisa membahayakan. Jadi penanganan dan pembenahan akan dilakukan oleh mereka langsung,” ucap Andi.
Baca juga: Anaknya Punya Sopir dan Naik Pajero ke Sekolah, Wali Murid SDIT Al Izzah Serang Bingung Disasar MBG
Saat ini, material longsor yang menutup aliran sungai mulai dilokalisir agar tidak meluas ke permukiman. Aktivitas masyarakat di kawasan Puncak tetap berjalan normal meskipun sebagian aliran kali masih tertutup.
BPBD tetap mengingatkan warga sekitar agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras. “Untuk sementara kondisi bisa terkendali, tapi masyarakat tetap harus waspada. Kalau hujan deras turun lagi, sebaiknya segera menjauh dari lokasi longsoran agar lebih aman,” kata Andi.
Ia menegaskan longsor di titik ini sudah dua kali terjadi sehingga risiko longsor susulan tetap ada. “Warga memang tidak resah, tapi kami tetap mengingatkan supaya waspada jika hujan deras kembali turun. Longsor ini sudah terjadi dua kali, dan risikonya masih ada,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang