BOGOR, KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial Instagram menunjukkan adanya ulat dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 2 Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Video tersebut diunggah akun Instagram @parungciseeng24jam dan memperlihatkan sejumlah pelajar yang menunjukkan salah satu ompreng berisi makanan MBG, yang terdiri dari nasi, sayur, pisang, ayam, dan lainnya.
Dalam video itu, terlihat seekor binatang kecil berwarna hitam bergerak di atas nasi putih, sementara para pelajar tampak tersenyum geli dan menutup kembali ompreng tersebut.
Baca juga: Beredar Video Adanya Ulat pada Menu MBG di Maumere, SPPG: Sedang Diinvestigasi
Camat Parung, Adhi Nugraha menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang menyuplai makanan ke SMPN 2 Parung.
Dalam klarifikasi yang disampaikan SPPG, dikonfirmasi bahwa terdapat hewan kecil dalam salah satu ompreng yang dibagikan kepada siswa.
"Setelah kami (SPPG) lakukan pemeriksaan, dapat kami sampaikan bahwa hewan tersebut bukan belatung, melainkan ulat alami yang berasal dari dalam buah pisang matang," ungkap Adhi dalam keterangannya pada Senin (6/10/2025).
Dia menjelaskan, ulat ini dapat muncul secara alami akibat proses pematangan buah di dalam kulit pisang, dan bukan disebabkan oleh pembusukan atau kondisi makanan yang tidak layak konsumsi.
"Kami telah melakukan pengecekan langsung dan memastikan seluruh bahan makanan yang digunakan telah melalui proses pemilihan, pencucian, serta pengolahan sesuai standar kebersihan dan keamanan pangan yang berlaku," tambahnya.
Baca juga: 33 SPPG Salurkan Menu MBG Tanpa Kantongi Sertifikat di Pamekasan
Meski demikian, kejadian ini tetap menjadi bahan evaluasi bagi SPPG agar proses pengecekan bahan, khususnya buah-buahan, dapat dilakukan dengan lebih teliti dan menyeluruh di masa mendatang.
"Kami berterima kasih atas perhatian dan masukan yang telah diberikan. Semoga klarifikasi ini dapat meluruskan informasi yang beredar serta menjadi pembelajaran bersama untuk peningkatan mutu pelayanan dan kualitas makanan," tutup Adhi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang