TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Banjir rob menerjang 19 rumah warga dengan ketinggian air mencapai 1 meter di Kampung Cikalong dan Pangapekan, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (13/10/2025) dini hari.
Puluhan warga terpaksa mengungsi dan membereskan rumah yang rusak akibat terjangan air laut ke kawasan pemukiman.
Kejadian itu diduga terjadi setelah fenomena Supermoon atau jarak terdekat bulan dengan bumi beberapa hari sebelumnya.
"Iya, kami pikir kejadian banjir rob ini agak besar sekali ya ke pemukiman. Katanya dampak Supermoon menjadikan air laut pasang dan menerjang kawasan pemukiman di tepian pantai. Tadi airnya masuk ke dalam rumah warga, ada 19 rumah mulai setengah meter sampai 1 meter rumah terendam air laut," jelas Gunawan (54), salah satu warga Pesisir Selatan Tasikmalaya kepada Kompas.com, Senin sore.
Baca juga: Ribuan Rumah Terendam Banjir Rob 1,1 Meter di Hari Jadi Ke-498 Indramayu
Gunawan menambahkan, petugas BPBD, Tagana, kepolisian, TNI, dan warga sekitar sejak pagi hingga sore masih membersihkan puing-puing bekas terjangan banjir rob di rumah warga.
Genangan air pun cepat surut hingga Senin siang. Petugas bersama warga bahu-membahu membersihkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
"Kalau korban jiwa tidak ada. Hanya saja banyak barang elektronik, barang berharga, dan kendaraan yang terendam banjir rob," tambah dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Cahyono, menyebut timnya telah berada di lokasi sejak adanya laporan untuk mengevakuasi warga terdampak.
Baca juga: Banjir Rendam Dua Desa di Pangandaran, 350 KK Terdampak
"Kalau data pastinya masih dikumpulkan lengkapnya dan masih pendataan di lapangan, termasuk yang terdampak banjir rob itu. Kita sedang berkoordinasi dengan kecamatan setempat," kata Cahyono.
Pemerintah daerah juga telah mengimbau masyarakat pesisir selatan Tasikmalaya untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan mengingat gelombang laut masih tinggi.
"Kalau korban jiwa tidak ada. Warga terdampak masih tetap selalu waspada susulan," ungkapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang