Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kualitas MBG, BGN Wajibkan Rapid Test Bahan Pangan di Seluruh SPPG

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 05:20 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Badan Gizi Nasional (BGN) akan mewajibkan seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Indonesia untuk melakukan rapid test bahan pangan sebagai bagian dari pengawasan mutu kebersihan dan keamanan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, langkah ini merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Prabowo Subianto agar setiap penyelenggara MBG memastikan bahan pangan yang diolah aman dikonsumsi.

"Rapid test ini bagian utama yang harus ada di setiap SPPG. Perintah Presiden, dalam waktu dekat, semua dapur MBG sudah harus memiliki alat tersebut," ujar Dadan usai konsolidasi regional bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Senin (13/10/2025).

Baca juga: 5.000 Chef Profesional Akan Dampingi SPPG, Kepala BGN: Total Anggaran MBG Rp 335 Triliun

Konsolidasi kepala daerah ini bertujuan untuk meningkatkan tata kelola makan bergizi gratis di tiga daerah tersebut.

Menurut Dadan, uji cepat (rapid test) tersebut akan digunakan untuk memastikan bahan makanan yang digunakan aman sebelum dimasak dan dikirim ke penerima manfaat.

Penerapan uji cepat ini juga telah melalui tahap uji coba di 10 dapur SPPG pada pekan lalu.

Hasilnya, rapid test dinilai efektif membantu mendeteksi bahan pangan yang berpotensi berbahaya sebelum diolah dan didistribusikan.

BGN telah mengedarkan daftar kontak vendor kepada seluruh pengelola SPPG untuk mempercepat proses pemesanan.

Dengan alat uji ini, setiap dapur MBG akan memiliki sistem kontrol mutu yang lebih ketat terhadap bahan makanan yang masuk.

Baca juga: Cerita IRT Jadi Tukang Cuci Ompreng MBG: Bantu Suami, Kasih ke Ibu, Bisa Nabung...

Di SPPG yang dijalankan Polri tersebut, rapid test sudah diterapkan sejak awal dan hasilnya baik.

Oleh karena itu, BGN akan memperluas ke seluruh dapur MBG agar kualitas pangan terjamin di semua daerah.

"Minggu ini kami lakukan pengadaan tambahan, dan mitra akan memesan langsung ke vendor yang sudah kami siapkan. Ada sekitar 10 sampai 15 vendor resmi yang bisa menyediakan alat tersebut," kata dia.

Siapkan Juru Masak

Selain menerapkan rapid test, BGN juga akan menurunkan 5.000 juru masak profesional dari International Chef Association untuk mendampingi pengelolaan dapur MBG di lapangan.

Para juru masak akan membantu memastikan proses pemilihan bahan, pengolahan, hingga penyajian makanan dilakukan sesuai standar gizi dan keamanan pangan.

"Mereka akan mendampingi minimal lima hari di setiap SPPG, dan bisa diperpanjang bila dibutuhkan. Tujuannya supaya semua proses benar-benar dikontrol oleh tenaga yang terlatih,” ujar Dadan.

Dadan menambahkan, dengan pengawasan berlapis melalui rapid test dan pendampingan profesional, BGN menargetkan seluruh makanan bergizi gratis yang disalurkan kepada anak-anak Indonesia tidak hanya sehat, tetapi juga aman dikonsumsi setiap hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau