BANDUNG, KOMPAS.com – Sebanyak 2.000 tas sekolah gratis untuk anak-anak di pedalaman berhasil didistribusikan oleh tim Eiger Junior bersama Yayasan Tangan Pengharapan ke berbagai pelosok Indonesia.
Wilayah penerima bantuan antara lain Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Donggala dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah, Pulau Seram Bagian Barat di Maluku, serta Halmahera Timur di Maluku Utara.
Salah satu perjalanan yang paling menantang adalah menuju Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madobag 07 dan SDN Madobag 04 di Dusun Buttui, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Baca juga: Tas Sekolah Saya Sudah Koyak, Mama Tak Ada Uang untuk Beli Baru
“Jalur darat yang berlumpur, terjal dan dalam menjadi tantangan berat bagi mobil bak yang kami tumpangi,” kata Agnes Lukito, Head Division EIGER Women & Junior, saat berbincang di Jalan Sumatera, Kota Bandung, Selasa (14/10/2025).
Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju pusat Kecamatan Muara Siberut. Dari sana, tim menempuh jalur darat menggunakan mobil bak terbuka selama dua jam lebih membelah perbukitan dan hutan.
Setelah jalur darat ekstrem berakhir, perjalanan dilanjutkan dengan perahu pompong menyusuri sungai menuju Kampung Madobag dan Dusun Buttui yang lebih terpencil.
Perjuangan tim Eiger membagikan tas sekolah gratis untuk anak-anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madobag 07 dan SDN Madobag 04 di Dusun Buttui di Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.Agnes mengatakan, beratnya medan menuju kedua sekolah itu menjadi bukti komitmen Eiger untuk menjaga semangat dan harapan anak-anak Indonesia, terutama yang tinggal di daerah terpencil.
“Kami menamai program ini ‘Satu Tas di Pundakmu, Satu Harapan di Pundak Mereka’. Sebuah langkah kecil yang kami harap bisa membuka lebih banyak jalan bagi anak-anak Indonesia untuk belajar dan bermimpi,” ujar Agnes.
Brand Campaign Eiger, Prawati Utami Ningrum, yang turut dalam perjalanan menuturkan tantangan fisik dan mental yang dihadapi selama distribusi.
Baca juga: Eiger Tanam 10.000 Mangrove, Selamatkan Pesisir Pantai Utara Jabar
"Jarak tempuh sebenarnya tidak terlalu jauh, namun kondisi jalan yang rusak parah membuat kami harus menembus lumpur selama berjam-jam untuk mencapai SDN Madobag 07. Setelah itu, perjalanan hampir satu jam kami lanjutkan dengan perahu pompong menuju SDN Madobag 04. Sulit membayangkan perjuangan anak-anak di sini untuk bisa sampai ke pusat kecamatan di Siberut Selatan,” ujar Utami.
Tim Eiger disambut hangat dengan tarian khas Suku Mentawai di kedua sekolah. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi berbagi cerita dan pengenalan profesi kepada anak-anak asli Mentawai.
Selain membagikan tas sekolah, tim juga menyampaikan surat-surat dari anak-anak Indonesia di daerah lain yang dititipkan kepada mereka.
“Semoga tas Eiger ini bisa menjadi teman perjalanan anak-anak Indonesia dalam menggapai impian mereka. Kelak, tas ini akan menjadi saksi langkah-langkah kecil mereka menemukan dunia yang lebih luas, seperti dalam mimpi-mimpi mereka,” tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang