Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo Minta Pengusaha Aktif di "Nyari Gawe": Jangan Sampai Hanya Ramai oleh Pelamar

Kompas.com, 17 Oktober 2025, 22:39 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Ning Wahyu, dalam 10 hari, aplikasi Nyari Gawe diserbu 100.000 pelamar.

“Sejak diluncurkan pada 7 Oktober 2025 hingga 17 Oktober 2025, tercatat 105.491 pelamar kerja dan 105 perusahaan telah mendaftar di platform tersebut,” ujar Ning dalam rilisnya, Jumat (17/10/2025).

Nyari Gawe merupakan aplikasi rekrutmen berbasis digital dan kecerdasan buatan (AI) yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Aplikasi ini memungkinkan pencari kerja mengakses informasi lowongan secara langsung, sementara perusahaan dapat merekrut tenaga kerja dengan lebih cepat, efisien, dan transparan.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Iklim Investasi di Jabar Kian Membaik, Triwulan III 2025 Tembus Rp 77 Triliun

Mengurangi Intervensi Eksternal

Ning menilai, digitalisasi rekrutmen seperti ini sangat membantu dunia usaha, terutama dalam hal transparansi.

“Dalam iklim investasi, faktor penting bagi pengusaha selain upah, infrastruktur, dan perizinan yang transparan adalah ketersediaan SDM berkualitas. Melalui aplikasi ini, pengusaha terbantu dalam mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dengan proses yang lebih cepat dan efisien,” ujar Ning Wahyu.

Menurutnya, sistem digital juga dapat meminimalkan intervensi eksternal dalam proses rekrutmen.

“Sering kali ada intervensi dari pihak tertentu dalam proses rekrutmen. Dengan sistem digital ini, praktik pungutan liar bisa dikurangi bahkan dihilangkan, sehingga rekrutmen menjadi lebih objektif dan transparan,” katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Masuk ke Saluran Drainase di Subang: Bohong Nih Pemborong, Nipu...

Dorongan untuk Dunia Usaha

Ning juga mengingatkan agar perusahaan aktif berpartisipasi dengan memasang informasi lowongan di aplikasi tersebut, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2023 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan.

“Jangan sampai aplikasi ini hanya ramai oleh pelamar, tapi tidak diimbangi partisipasi perusahaan. Kita ingin sistem ini benar-benar jadi jembatan nyata antara dunia usaha dan tenaga kerja,” kata Ning.

Ia juga mengimbau agar pengusaha rutin memperbarui data penerimaan tenaga kerja melalui sistem ini agar data ketenagakerjaan semakin akurat.

Pengangguran di Jabar Capai 1,81 Juta

Ning Wahyu berharap, “Nyari Gawe” dapat berkontribusi menekan angka pengangguran di Jawa Barat yang pada Februari 2025 masih mencapai 1,81 juta orang atau 24,8 persen dari total pengangguran nasional.

Selain itu, data yang dihimpun dari aplikasi ini juga dinilai penting sebagai dasar penyusunan kebijakan ketenagakerjaan berbasis data.

“Dengan data yang dihimpun dari sistem ini, pemerintah dan dunia usaha bisa bersama-sama merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran, termasuk memetakan kesenjangan keterampilan antara pencari kerja dan kebutuhan perusahaan,” ucapnya.

Menurutnya, “Nyari Gawe” bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah strategis menuju transformasi digital ketenagakerjaan di Jabar.

Apindo Jabar akan terus berkolaborasi dengan Gubernur dan jajaran Pemprov untuk memastikan sistem ini berjalan optimal dan berkelanjutan demi kemajuan dunia usaha dan penyerapan tenaga kerja di Jabar,” tegasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau