Editor
BANDUNG, KOMPAS.com – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Ning Wahyu, dalam 10 hari, aplikasi Nyari Gawe diserbu 100.000 pelamar.
“Sejak diluncurkan pada 7 Oktober 2025 hingga 17 Oktober 2025, tercatat 105.491 pelamar kerja dan 105 perusahaan telah mendaftar di platform tersebut,” ujar Ning dalam rilisnya, Jumat (17/10/2025).
Nyari Gawe merupakan aplikasi rekrutmen berbasis digital dan kecerdasan buatan (AI) yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Aplikasi ini memungkinkan pencari kerja mengakses informasi lowongan secara langsung, sementara perusahaan dapat merekrut tenaga kerja dengan lebih cepat, efisien, dan transparan.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Iklim Investasi di Jabar Kian Membaik, Triwulan III 2025 Tembus Rp 77 Triliun
Ning menilai, digitalisasi rekrutmen seperti ini sangat membantu dunia usaha, terutama dalam hal transparansi.
“Dalam iklim investasi, faktor penting bagi pengusaha selain upah, infrastruktur, dan perizinan yang transparan adalah ketersediaan SDM berkualitas. Melalui aplikasi ini, pengusaha terbantu dalam mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dengan proses yang lebih cepat dan efisien,” ujar Ning Wahyu.
Menurutnya, sistem digital juga dapat meminimalkan intervensi eksternal dalam proses rekrutmen.
“Sering kali ada intervensi dari pihak tertentu dalam proses rekrutmen. Dengan sistem digital ini, praktik pungutan liar bisa dikurangi bahkan dihilangkan, sehingga rekrutmen menjadi lebih objektif dan transparan,” katanya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Masuk ke Saluran Drainase di Subang: Bohong Nih Pemborong, Nipu...
Ning juga mengingatkan agar perusahaan aktif berpartisipasi dengan memasang informasi lowongan di aplikasi tersebut, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2023 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan.
“Jangan sampai aplikasi ini hanya ramai oleh pelamar, tapi tidak diimbangi partisipasi perusahaan. Kita ingin sistem ini benar-benar jadi jembatan nyata antara dunia usaha dan tenaga kerja,” kata Ning.
Ia juga mengimbau agar pengusaha rutin memperbarui data penerimaan tenaga kerja melalui sistem ini agar data ketenagakerjaan semakin akurat.
Ning Wahyu berharap, “Nyari Gawe” dapat berkontribusi menekan angka pengangguran di Jawa Barat yang pada Februari 2025 masih mencapai 1,81 juta orang atau 24,8 persen dari total pengangguran nasional.
Selain itu, data yang dihimpun dari aplikasi ini juga dinilai penting sebagai dasar penyusunan kebijakan ketenagakerjaan berbasis data.
“Dengan data yang dihimpun dari sistem ini, pemerintah dan dunia usaha bisa bersama-sama merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran, termasuk memetakan kesenjangan keterampilan antara pencari kerja dan kebutuhan perusahaan,” ucapnya.
Menurutnya, “Nyari Gawe” bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah strategis menuju transformasi digital ketenagakerjaan di Jabar.
“Apindo Jabar akan terus berkolaborasi dengan Gubernur dan jajaran Pemprov untuk memastikan sistem ini berjalan optimal dan berkelanjutan demi kemajuan dunia usaha dan penyerapan tenaga kerja di Jabar,” tegasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang