BOGOR, KOMPAS.com - Di tengah pembangunan infrastruktur yang masif, sejumlah bangunan sekolah, termasuk SDN Cibitung 1 di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, masih memprihatinkan.
Kerusakan bangunan tidak hanya membahayakan, tetapi juga mengganggu kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar.
SDN Cibitung 1, yang terletak di pelosok Bogor bagian barat, mengalami kerusakan signifikan pada beberapa ruang kelas.
Baca juga: Sekolah Rusak Sebelum Dipakai, Kejari Ciamis Tetapkan 4 Tersangka Korupsi Pembangunan
Hampir setiap kelas dihiasi lubang besar di plafon. Sementara atap di beberapa area sudah ambruk, menambah risiko bagi siswa dan guru.
Pintu ruang kelas pun dalam kondisi tidak layak, dengan setengahnya berlubang.
Toilet sekolah juga jauh dari standar kebersihan dengan beberapa bagian yang sudah ambruk dan tidak dapat digunakan.
"Fasilitas yang rusak ini lebih banyak ke ruang kelas, karena ini entah terakhir tahun berapa (direnovasi), kurang tahu saya juga nggak hafal," ungkap Nurul, salah satu guru di SDN Cibitung 1 kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2025).
Kondisi salah satu ruang kelas di SDN Cibitung 1, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor yang mengalami kerusakan pada bagian plafon.Dari tujuh ruang kelas yang ada, enam di antaranya rusak. Ruang kelas 1 dan kelas 4 menjadi yang paling parah.
"Gentengnya juga masih asbes, karena itu produk lama. Seharusnya tidak boleh pakai asbes. Nah, terus mungkin sudah lapuk juga, banyak yang bocor," tambah Nurul.
Selain masalah ruang kelas, para guru di sekolah tersebut juga belum memiliki ruang khusus untuk bekerja.
Mereka terpaksa menyulap ruang Perpustakaan menjadi tempat kerja.
Nurul, yang telah mengajar di SDN Cibitung 1 sejak tahun 2019, mengaku tidak mengetahui kapan terakhir kali sekolahnya direnovasi.
Dia menyampaikan bahwa pengajuan perbaikan kerusakan ruang kelas sudah dilakukan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, tetapi belum terealisasi.
"Sudah masuk (anggaran), keluar lagi karena kategorinya rusak ringan. Padahal kita awalnya ngajuinnya juga rusak berat, tapi ternyata yang keluar itu rusak ringan," jelasnya.
Para guru berharap agar sekolah mereka segera mendapat perhatian dari pemerintah untuk perbaikan.
Hal ini demi keselamatan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
"Harapannya lebih diperhatikan lah kami, gitu ya, terutama untuk ruangan kelas. Kasihan anak-anak. Banyak yang ngeluh juga, kenapa sekolah kita kok jelek? Keselamatan anak-anak juga diperlukan, apalagi kalau kondisinya lagi hujan," pungkas Nurul.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang