BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Polisi mulai menyelidiki penyebab pasti kecelakaan maut di KM 112 Tol Cipularang, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, dengan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) menggunakan Traffic Accident Analysis (TAA) pada Rabu (3/12/2025).
Langkah itu dilakukan setelah seorang pengendara meninggal dunia dan tujuh lainnya luka-luka dalam kecelakaan beruntun yang terjadi pada Selasa (2/12/2025) kemarin.
Analisis digital TAA dilakukan jajaran Satlantas Polres Cimahi bersama Dirlantas Polda Jabar untuk memetakan rangkaian tabrakan dan menentukan pemicu awal insiden.
"Agenda hari ini ada TAA dari Polda Jabar di TKP kecelakaan kemarin," kata Kanit Gakkum Polres Cimahi, Ipda Yusup Gustiana, saat dikonfirmasi, Rabu (3/12/2025).
Baca juga: Sopir Truk Fuso Ungkap Detik-detik Seruduk 8 Kendaraan di Tol Cipularang: Saya Tak Bisa Ngerem...
Dari penanganan awal, polisi memastikan 10 kendaraan terlibat dalam kecelakaan beruntun itu.
Sebanyak 10 kendaraan tersebut yakni Mitsubishi Fuso losbak Z 9256 HA, Toyota Calya B 1387 HZI, Toyota Avanza D 1074 AFP, Honda HRV F 1240 FAW, Toyota Innova D 1144 AJZ, Toyota Innova B 1819 RYB, Toyota Hiace B 7295 SAA, Toyota Raize D 1279 AKU, truk boks D 8753 XZ, dan Toyota Kijang Innova T 1608 AG.
Kecelakaan dipicu oleh Mitsubishi Fuso losbak yang dikemudikan Rian (45).
Truk itu melaju dari Bandung menuju Jakarta melalui bahu jalan kiri, sedangkan kendaraan lain bergerak di depannya.
Setibanya di KM 112, bagian depan Fuso menabrak bodi belakang mobil di depan hingga memicu rangkaian tabrakan beruntun.
"Dan 1 orang meninggal dunia, sementara semua kendaraan yang terlibat kecelakaan mengalami kerusakan," kata Yusup.
Baca juga: Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang Tewaskan Seorang Pengemudi, Begini Kronologinya
Pengemudi Fuso, Riyan mengaku sistem pengereman kendaraannya bermasalah sejak beberapa kilometer sebelum lokasi kejadian.
"Dari KM 116 kerasa enggak bisa ngerem. Jadi pemicu kecelakaan ini mobil saya. Saya enggak ngantuk, cuma memang kurang sehat," kata Riyan.
Riyan menyebut sempat berupaya masuk ke lajur kiri menuju zona pemberhentian darurat, tetapi akses itu tertutup.
Situasi membuat truk terus melaju tanpa kendali hingga akhirnya menabrak kendaraan di depannya.
"Hilang kendali, mau ke kiri enggak bisa karena tempat pemberhentian darurat sedang ditutup, tiba-tiba di depan saya rem mendadak langsung kena. Yang depannya lagi saya kurang tahu," tutur Riyan.
Saat ini, polisi menunggu hasil lengkap analisis TAA untuk memastikan faktor utama penyebab kecelakaan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang