INDRAMAYU, KOMPAS.com - Banjir rob setinggi lebih dari satu meter kembali melanda wilayah pesisir Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/12/2025).
Banjir rob ini sudah terjadi dalam tiga hari terakhir dan kondisi terparah terjadi pada hari ini.
“Iya untuk hari ini tinggi banget, kalau dibanding hari kemarin ada kenaikan 50 sentimeter, ya sekarang kemungkinan 1 meter lebih," ujar Ketua Aliansi Warga Eretan Wetan, Supriyanto, saat dihubungi, Kamis siang.
Menurut Supriyanto, banjir rob datang sekitar pukul 04.00 WIB pagi tadi.
Hingga siang ini, banjir belum menunjukkan tanda akan surut.
Baca juga: Peringatan Dini Banjir Rob dan Cuaca Ekstrem di Indramayu
Banjir rob yang terjadi hari ini pun diketahui berdampak luas.
Kondisi serupa juga dialami warga di desa tetangga, seperti Desa Eretan Kulon dan Desa Kertawinangun.
Supriyanto menjelaskan, saat ini pemuda di desanya juga tengah berkeliling mengecek kondisi banjir.
"Kebetulan hari ini juga ada teman-teman dari Walhi dari Bandung, mereka sedang melakukan assessment," ujarnya.
Baca juga: Demi Kondusivitas Pilwu, Bansos Beras dan Minyak Goreng Gratis di Indramayu Dihentikan Sementara
Di sisi lain, Supriyanto tidak menampik bahwa banjir rob setinggi satu meter lebih sangat mengganggu aktivitas warga.
Bahkan, anak sekolah sampai dipulangkan lebih awal karena air sudah masuk ke dalam ruang kelas.
"Sempat berangkat pagi itu (anak sekolah), terus dipulangkan lagi karena air sudah masuk ke kelas," katanya.
Supriyanto menyampaikan bahwa banjir rob yang terjadi hampir merata di setiap sudut desanya.
Namun, yang terdampak paling parah ada di wilayah Blok Condong dan Empang.
Meski demikian, tidak ada warga yang sampai mengungsi akibat banjir.
Supriyanto bersama warga lainnya dalam hal ini hanya berharap realisasi pembangunan tanggul sungai yang direncanakan pemerintah pusat segera dilakukan.
Menurutnya, banjir rob yang melanda bukan hanya datang dari arah laut, tetapi juga datang dari meluapnya sungai yang mengelilingi desa.
"Kami juga sedang berusaha mengusulkan terkait rute tanggulnya karena kalau dari peta yang disosialisasikan BBWS hanya di wilayah sebelah utara yang ditanggul dan wilayah sungai Cijajar itu tidak ditanggul," ujar dia.
Perihal bencana banjir rob ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau rob pada 10-15 Desember dan 27-31 Desember 2025.
Puncak pasang maksimum diperkirakan terjadi pada 15.00-19.00 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Indramayu, Dadang Oce Iskandar, menjelaskan bahwa banjir pesisir atau rob di pesisir Indramayu disebabkan oleh kombinasi fenomena pasang maksimum air laut, jarak terdekat Bulan ke Bumi (perigee), dan fase Bulan purnama yang dikenal sebagai supermoon.
"Kondisi tersebut memicu peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang dapat menyebabkan banjir rob," ujar Oce.
Selain wilayah Kecamatan Kandanghaur, banjir rob juga diprediksi berdampak parah di wilayah pesisir Kecamatan Pasekan dan Kecamatan Indramayu.
BPBD mengimbau warga di pesisir wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi dampak banjir rob tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang