Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ultimatum Farhan untuk Perapian Kabel di Kota Bandung

Kompas.com, 8 Desember 2025, 13:07 WIB
Putra Prima Perdana,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengultimatum Perumda PT Bandung Infra Investama (BII) dan Dinas Komunikasi dan Informasi untuk menyelesaikan penurunan kabel udara telekomunikasi di 15 ruas jalan di Kota Bandung tahap pertama paling lambat 15 Desember 2025.

Sebanyak 15 ruas jalan tersebut adalah Jalan Sumatera, Jalan Lembong, Jalan Merdeka, Jalan Tamblong, Jalan Tera, Jalan Veteran, Jalan Asia Afrika, Jalan Aceh, Jalan Sunda, Jalan Bangka, Jalan Gandapura, Jalan Lombok, Jalan Gudang Selatan, Jalan Gudang Utara, dan Taman Pramuka.

"(Setidaknya) 15 Desember harus kita selesaikan tahap pertama, karena setelah 15 Desember kita akan menghadapi liburan Nataru yang pasti luar biasa," ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Senin (8/12/2025).

Baca juga: Farhan Ultimatum Semua Proyek Galian di Bandung Wajib Selesai 15 Desember

Farhan mengatakan, Pemerintah Kota Bandung harus memastikan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung selama libur Natal dan Tahun Baru 2026 dapat berwisata dengan aman dan nyaman.

"Tapi saya berharap tanggal 8 Januari 2026 sudah bisa mulai lagi (penurunna kabel IPT)," ujarnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT BII Asep Wawan Dharmawan memastikan pihaknya akan berupaya keras mewujudkan permintaan Wali Kota Bandung untuk menyelesaikan penurunan kabel udara telekomunikasi tahap pertama di 15 ruas jalan di Kota Bandung sebelum libur Natal dan Tahun Baru.

"Tadi amanat Pak Wali supaya tanggal 15 tuntas. Kami secara teknis sedang menyempurnakan di 21 ruas. Ini sisanya sedang berjalan. 21 ruas diupayakan Desember selesai," ungkapnya.

Selain itu, Wawan memastikan jalan-jalan yang rusak dan bergelombang akibat penggalian proyek IPT akan diperbaiki agar tidak membahayakan pengguna jalan.

"Itu (jalan rusak) akan segera diperbaiki. Yang penting kondisi sekarang itu sebenarnya hanya tambal sementara supaya bisa dibongkar lagi. Nanti ketika open trenching selesai dan sudah permanen, maka akan ditutup secara permanen," bebernya.

Asep menambahkan, penggalian tanah untuk jaringan IPT pun telah dievaluasi dari pola sebelumnya agar meminimalisir kerusakan di jalan raya.

"Penggalian di titik-titik tertentu kemungkinan masih ada, namun akan sangat terbatas, karena menggunakan metode open trenching yang sudah kita dapat persetujuannya. Metode ini sifatnya hanya menggali di bahu jalan menggunakan alat khusus bernama open trenching machine. Mesin ini menghubungkan antara satu mainhall ke mainhall lain, jadi tidak seperti tahun lalu yang menggali lubang per 20 meter dan membuat kondisi menjadi crowded," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau