Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil soal Bobotoh Tewas: Tidak Punya Tiket Jangan Maksa Datang

Kompas.com - 20/06/2022, 13:22 WIB
Aam Aminullah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyoroti insiden tewasnya dua suporter Persib Bandung saat menyaksikan laga melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/6/2022) malam.

Diketahui, kedua suporter yang meninggal saat berdesak-desakkan  tersebut yaitu Asep Solihin (26), warga Kelurahan Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung; dan Sofiana Yusuf (20), warga Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Persib, harus ada evaluasi ya. Saya sudah menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga," ujar Ridwan Kamil saat meresmikan Gedung Creative Center di Sumedang kota, Senin (20/6/2022).

Baca juga: 2 Bobotoh Persib Meninggal di GBLA Bandung, PSSI Terjunkan Tim Investigasi

Ridwan Kamil menuturkan, ada beberapa evaluasi yang harus dilakukan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

"Pertama, kepada bobotoh kalau tidak punya tiket jangan memaksa datang. Ikuti aturan yang ada, jangan datang kalau tidak punya tiket," tutur Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Kang Emil menyebutkan, hal paling krusial yang harus menjadi bahan evaluasi yaitu panitia pelaksana (Panpel) harus memberlakukan aturan masuk berlapis.

"Seperti di Papua, itu berlapis-lapis. Dari ujung jalannya yang tidak punya tiket sudah tidak boleh mendekati. Jangan kayak kemarin, saya lihat yang gak punya tiket udah bisa memegang gerbang GBLA, itu sudah bocor menurut saya," sebut Kang Emil.

Baca juga: Soal Tewasnya 2 Bobotoh, Farhan: Saya Harapkan Obyektivitas PSSI Pertimbangkan Posisi Strategis GBLA

Harusnya, kata Kang Emil, penonton yang tidak punya tiket tidak bisa mendekati area stadion dari jarak cukup jauh.

"Harusnya dari jarak berkilo-kilo meter itu yang tidak punya tiket tidak bisa masuk. Ini juga yang harus diterapkan di GBLA, yang menurut saya sangat mungkin untuk dilakukan (pengaturan seperti di Papua)," ujar Kang Emil.

Kang Emil mengatakan, sebelumnya ia telah menyampaikan duka cita mendalam kepada  keluarga dari dua korban yang tewas akibat berdesak-desakkan tersebut.

"Saya menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga yang meninggal, dari Bandung dan Bogor. Saya harap, kejadian yang sama tidak terulang lagi, karena buat apa bersepakbola kalau harus mengorbankan nyawa manusia," kata Kang Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

Bandung
Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk 'Naik Kelas'

Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk "Naik Kelas"

Bandung
Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Bandung
Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Bandung
Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Bandung
Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Bandung
Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Bandung
Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Bandung
Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Bandung
Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan 'Driver' Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan "Driver" Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com