Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi dan Biaya Pemeriksaan HIV di Kota Bandung

Kompas.com - 26/08/2022, 11:44 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani mengatakan, cara menghindari penularan HIV/AIDS adalah dengan mengetahui cara penyakit itu menular.

Selain dapat memutus risiko penularan, mengetahui cara penularan penyakit tersebut juga dapat mengurangi bahkan melenyapkan stigma negatif dan diskriminasi dari masyarakat kepada pengidap HIV/AIDS.

Ira menjelaskan, HIV/AIDS menular melalui pertukaran cairan tubuh, baik darah, sperma, maupun cairan vagina. Oleh sebab itu, hindari pertukaran cairan tubuh yang berisiko untuk mengurangi potensi penularan.

Untuk mengurangi risiko penularan HIV/AIDS dari transmisi seksual, Ira menuturkan, masyarakat dapat menerapkan rumus ABC.

Baca juga: 75 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Klaten, Pengidapnya Kalangan Usia Produktif, Seks Menyimpang Jadi Salah 1 Penyebab

Dalam rumus tersebut, A (Abstinence) berarti tidak melakukan hubungan seks bagi orang yang belum menikah, sedangkan B (Be Faithful) artinya setia atau tidak berganti-ganti pasangan seks.

"C (condom) berarti menggunakan kondom, selain untuk mencegah HIV juga bisa untuk mencegah penyakit infeksi menular lainnya," kata Ira kepada Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

Untuk mengurangi risiko penularan HIV/AIDS akibat penggunaan narkoba dengan jarum suntik, Ira yang bergerak di bidang kesehatan mengatakan, hindari narkoba atau tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian.

Ira menambahkan, upaya untuk memutus penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak adalah dengan menjalani tes agar dapat diketahui sejak dini sehingga, baik ibu maupun anak, bisa mendapatkan penanganan medis yang tepat.

"Kalau untuk tenaga kesehatan, kita sudah ada PPI atau program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Cuma kalau kecelakaan tertusuk jarum kan tidak bisa dihindari juga ya," ujar Ira.

Ilustrasi HIV/AIDS.Shutterstock/mikeforemniakowski Ilustrasi HIV/AIDS.

Baca juga: Dinkes: Peningkatan Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kota Bandung karena Kami Cari Juga

Menurutnya, melakukan pemeriksaan HIV/AIDS sejak dini sangat penting. Dengan begitu, orang yang ternyata positif mengidap HIV/AIDS bisa segera mendapatkan pengobatan.

"Karena HIV/AIDS sudah ada obatnya, selama obatnya diminum, pasiennya patuh minum obat seumur hidup bisa menyebabkan viral load tidak terdeteksi. Jika tidak terdeteksi dia tidak akan menularkan," ungkapnya.

Ira mengingatkan, orang yang didiagnosis mengidap HIV/AIDS untuk tidak putus asa, karena angka virus dalam tubuhnya dapat ditekan agar tidak menularkan kepada orang lain, sehingga pasien bisa berumah tangga bahkan memiliki keturunan.

"Namun harus dengan perencanaan dan menjalani pengobatan terlebih dahulu. Jadi tidak lantas membuat hidup seseorang jadi selesai dan tidak produktif lagi," ucapnya.

Ira mengungkapkan, tak sedikit pengidap HIV terlambat mengetahui bahwa dia positif terinfeksi penyakit tersebut karena tak kunjung melakukan tes akibat takut terhadap stigma atau diskriminasi dari orang lain.

Baca juga: Stigma Negatif dan Diskriminasi Jadi Kendala Utama Pencegahan HIV/AIDS

"Jadi kalau stigma dan diskriminasinya meningkat akan membuat malu bagi orang untuk tes, kalau dia malu untuk tes, dia menunggu sampai timbul tanda dan gejala baru datang ke fasilitas kesehatan, nah itu sudah telat. Biasanya yang seperti itu yang meninggal," papar Ira.

Sebaliknya, orang yang mengetahui sejak dini bahwa dia telah terinfeksi HIV memiliki potensi hidup yang lebih tinggi.

"Biasanya angka keberhasilan dan tingkat hidupnya lebih tinggi dibandingkan kita tahu ketika sudah dalam fase AIDS," ujarnya.

Tempat tes HIV/AIDS di Kota Bandung

Ira menyampaikan, warga Kota Bandung yang ingin melakukan tes HIV/AIDS dapat mengunjungi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan harga yang sangat terjangkau.

"Tidak perlu takut mahal, karena dijamin oleh pemerintah, apalagi jika punya BPJS. Kalau tidak punya BPJS paling hanya bayar biaya pendaftarannya saja," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com