Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Cikapundung Meluap, Dayeuhkolot Bandung Banjir, Ketinggian Air 60 Cm

Kompas.com, 28 November 2022, 20:08 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Hujan yang menguyur Kabupaten Bandung dan sekitarnya, Senin (28/11/2022) sejak pukul 17.00 WIB, membuat Sungai Cikapundung meluap. 

Luapan ais tersebut menyebabkan Kampung Leuwi Bandung, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam banjir.

Saeful (39) warga setempat mengatakan, banjir tersebut mengakibatkan beberapa 4 RW di wilayahnya kebanjiran. Yakni RW 1, 2, 3, dan 4. 

Baca juga: 2 Pekerja Terjebak Banjir di Bawah Jembatan Oenak NTT, Polisi: Mereka Berhasil Diselamatkan

Banjir tersebut, kata dia, bukan terjadi hari ini saja, namun telah terjadi beberapa hari yang lalu.

"Banjir sudah dari kemarin-kemarin, tapi sempat surut dan sekarang terendam banjir lagi," katanya dihubungi, Senin (28/11/2022).

Saat ini, air luapan Sungai Cikapundung itu sudah setinggi 60 sentimeter.

Saeful menyebut, jika hujan terus turun dan volume air di sungai terus meningkat, maka ketinggian banjir yang melanda Kampung Leuwi Bandung bisa mencapai 1,5 meter.

"Sekarang tuh sebetulnya beda-beda ketinggiannya, di beberapa titik ada yang 10 sentimeter, ada juga yang 60 sentimeter, paling parah ya segitu 1,5 meter, apalagi sekarang di beberapa wilayah masih hujan katanya," ujar dia.

Baca juga: Antisipasi Banjir Susulan, Bupati Sumenep: Jangan Buang Sampah Sembarangan

Biasanya, saat banjir datang warga Kampung Leuwi Bandung sudah bersiap-siap untuk mengantisipasi.

Paling tidak, warga mulai berpindah ke lantai dua. Sedangkan bagi yang tak memiliki tingkat dua, biasanya mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang lebih aman.

"Tapi sekarang belum ada yang ngungsi, cuma sudah bersiap-siap karena warga di sini kalau di bilang sudah biasa ya sudah biasa," tambahnya.

Menurutnya, ketika hujan datang, biasanya terjadi pertemuan antara Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum yang mengakibatkan debit air tinggi dan meluap ke pemukiman warga.

"Jadi itu sebetulnya pertemuan dari aliran Sungai Cikapundung ke induknya Citarum, volumenya tinggi dan akhirnya ke kita juga terdampak," ujarnya.

Banjir tersebut, baru bisa surut cukup lama, meski sudah ada perbaikan tanggul di sepanjang sungai.

"Terus pintu air-nya bermasalah atau banyak yang rusak," imbuh dia.

Saeful mengaku bosan dengan kondisi tersebut. Ia berharap, pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung bisa segera memperbaiki pintu air atau mencarikan solusi bagi warga Kampung Leuwi Bandung.

"Mudah-mudahan segera ada solusi untuk persoalan ini, karena tiap hujan deras pasti kaya gini," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau