Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap Tebal, Masyarakat Diminta Menjauh

Kompas.com - 12/01/2023, 20:31 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kepulan asap tebal berwarna putih pekat membumbung tinggi muncul dari kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu, Bandung Barat, Jawa Barat.

Fenomena kepulan asap dari Gunung Tangkuban Parahu itu terekam dari kamera Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Tangkuban Parahu sejak Rabu (11/1/2023) hingga saat ini.

Asap putih yang disemburkan dari kawah Tangkuban Parahu itu teramati memiliki ketinggian 10 hingga 160 meter dari dasar kawah ecoma. Adapun tekanan gas di kawah ecoma memiliki kekuatan sedang hingga kuat.

Baca juga: Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap Putih, Badan Geologi: karena Uap Air

Terkait adanya semburan asap itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan, aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu saat ini masih berstatus normal atau level 1.

"Masih Level 1 atau normal. Hasil pemantauan di alat seismik tidak ada peningkatan vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu," ujar Koordinator Gunung Api pada Unit PVMBG, Oktory Prambada, saat dihubungi, Kamis (12/1/2023).

Adapun asap tebal yang muncul tersebut dipicu aktivitas hidrotermal lantaran adanya air sisa hujan di permukaan kawah yang menggenang. Genangan air hujan itu kemudian mengalami pemanasan dari dalam kawah.

"Kepulan asap biasa terjadi di musim hujan, karena Tangkuban Parahu itu dominan aktivitas hidrotermal bukan magma, ketika ada cairan di atas, kemudian sistem magmanya berjalan di situ. Dia berubah cair ke gas, di fase tersebut terlihatlah asap," jelas Oktory.

Baca juga: [POPULER BANDUNG] Gunung Tangkuban Parahu Keluarkan Asap Solfatara | Buruh Tolak Aturan Klaim JHT Usia 56 Tahun

Meski hanya aktivitas hidrotermal di permukaan kawah, masyarakat diimbau tidak mendekat ke titik kawah yang menyemburkan asap. Sebab, erupsi freatik bisa saja terjadi tiba-tiba yang bisa membahayakan manusia.

"Masyarakat harap waspada potensi erupsi freatik seperti lontaran lumpur, karena suhunya tinggi. Ini berbahaya bagi yang beraktivitas dekat kawah. Jadi jangan terlalu dekat," kata Oktory.

Wisatawan Jangan Mendekat ke Kawah

Dihubungi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jarot Prasetyo mengimbau agar masyarakat baik petugas, wisatawan, maupun pedagang yang berada di sekitar Gunung Tangkuban Parahu menjauh dari kawah.

Sebab, kepulan asap dari aktivitas hidrotermal di kawah itu mengandung racun yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

"Diimbau kapada seluruh petugas, pedagang, pengunjung untuk lebih hati-hati terhadap adanya embusan gas beracun kawah ecoma," imbau Jarot.

Meski demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik namun tetap waspada. Sebab hingga saat ini aktivitas kawah di Gunung Tangkuban Parahu terpantau masih normal atau level I.

"Pantauan dari Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu, statusnya masih normal dan untuk perkembangan seterusnya akan dilaporkan secara berkala dari petugas Pengamatan Gunung Tangkuban Parahu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bandung
Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com