Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mungkin Harus Diviralkan Supaya Diperhatikan Presiden Seperti di Lampung"

Kompas.com, 6 Mei 2023, 18:31 WIB
Irwan Nugraha,
Krisiandi

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Warga di beberapa wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ramai-ramai menyerukan untuk memposting jalan rusak yang tak diperbaiki dalam jangka waktu lama, supaya viral.

Mereka berharap, setelah viral, jalan rusak itu segera diperbaiki. 

Beberapa jalan rusak di Kabupaten Tasikmalaya mulai dari yang dekat dengan Ibu Kota Singaparna sampai ke wilayah jalan antar-kecamatan Tasikmalaya.

Seorang warga Dadang Holis (45) mengatakan, salah satu jalan rusak yang sudah 26 tahun tak diperbaiki yakni Jalan Sodonghilir-Pamijahan dan jalan utama Singaparna-Leuwisari sampai Sariwangi.

Baca juga: Presiden Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak di Lampung, Tamparan Buat Pemerintah Daerah

"Kemarin pulang kampung saat Lebaran ke Sariwangi, jalannya parah. Mulai dari Alun-alun Singaparna, di daerah Cikeleng sudah rusak. Masuk ke daerah Cijoho semakin parah, sudah mirip jalur offroad. Masuk ke Sariwangi juga begitu, jalan berlubang di mana-mana," kata Dadang, warga Desa Selawangi Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, kepada Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).

Dadang mengaku tak habis pikir dengan Pemkab Tasikmalaya dalam menangani jalan rusak selama ini.

Menurutnya, jalan yang rusak parah bahkan mirip trek offroad terus dibiarkan, sedangkan jalan yang rusak ringan langsung diaspal.

"Tahun lalu mudik jalan rusak, sampai sekarang masih rusak. Ini mengherankan mengapa Pemkab Tasikmalaya seperti kewalahan menangani kerusakan jalan. Jalan rusak di Kabupaten Tasikmalaya itu banyak, hampir di semua wilayah. Jalan menuju wisata Gunung Galunggung juga banyak yang rusak," kata Dadang.

Baca juga: Jalan Rusak Parah Buat Hasil Pertanian Warga Transmigran di Gorontalo Tak Laku

Dadang pun mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk ramai-ramai memposting kondisi jalan di media sosial (medsos) dengan harapan bisa viral seperti di Provinsi Lampung.

"Mungkin harus ramai-ramai diviralkan, supaya diperhatikan Presiden seperti yang di Lampung. Ayo kita viralkan jalan rusak di daerah kita masing-masing," kata dia.

Hal sama dilakukan warga di Kecamatan Sodonghilir. Warga menggelar aksi unjukrasa di jalan rusak yang disebut tak pernah diperbaiki selama puluhan tahun.

Padahal, jalan itu merupakan akses utama bagi warga untuk beraktifitas menjalankan perekonomiannya selama ini.

Warga Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menggelar unjukrasa memprotes jalan rusak sudah 26 tahun tak diperbaiki dan kondisinya sudah seperti jalur offroad, Jumat (5/5/2023).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Warga Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menggelar unjukrasa memprotes jalan rusak sudah 26 tahun tak diperbaiki dan kondisinya sudah seperti jalur offroad, Jumat (5/5/2023).
"Kemarin kami melakukan aksi demo, kami sudah jengah. Bayangkan saja sudah 26 tahun jalan ini dibiarkan rusak," ungkap Nurfahmi Siddiq, tokoh pemuda Desa Parumasan, Sodonghilir.

Baca juga: Jokowi Dinilai Hati-hati Saat Sindir Jalan di Lampung yang Rusak, Pengamat: Gubernurnya Kader Golkar

Warga pun terus mengajak masyarakat memviralkan jalan rusak dan mendatangi kantor Pemkab Tasikmalaya.

Selama ini jalan rusak mencapai 4 kilometer membentang dari Gununganten-Pamijahan.

"Jangan keterbatasan anggaran selalu dijadikan alasan. Masalahnya justru terletak pada politik anggaran, niat tidak Pemkab memperhatikan kebutuhan masyarakat? Toh di Lampung juga bisa setelah ada Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) datang," ujar dia.

Kompas.com sudah mencoba menghubungi Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya Fuad Abdul Aziz melalui sambungan telepon. Namun nomor telepon selularnya dalam kondisi tidak aktif. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau