BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Warga di dua kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mulai merasakan kesulitan mendapatkan air bersih imbas kemarau dari fenomena El Nino.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat Jarot Prasetyo mengatakan, sedikitnya ada dua daerah yang mengalami krisis air bersih, di Kecamatan Ngamprah dan Kecamatan Cipatat.
"Di kecamatan Ngamprah itu di kompleks perumahan Graha Bukit Raya, Desa Cilame. Jumlah yang terdampak kurang lebih 250 kepala keluarga di 3 RT," ungkap Jarot saat ditemui di Lembang, Selasa (15/8/2023).
Sementara di kecamatan Cipatat krisis air bersih terjadi di kawasan Desa Gunungmasigit.
Baca juga: 10 Desa di Ngawi Alami Kekeringan Ekstrem, BPBD Kirim Air Bersih
Saat ini, BPBD masih menginventarisir data berapa jumlah warga yang terdampak krisis air bersih di wilayah tersebut.
"Kita koordinasi dengan PDAM untuk penyaluran air bersih. Satu tangki kami siagakan untuk penyaluran ke wilayah-wilayah krisis air," kata Jarot.
Sementara ini, baru dua daerah yang mengajukan permintaan bantuan air bersih ke BPBD Bandung Barat. Jika ada permintaan dari wilayah maka BPBD KBB akan berkoordinasi dengan perusahaan air bersih milik Pemkab Bandung tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Gunungmasigit Tarkopa mengatakan, ada 6 RW yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan air bersih. Bukan hanya kesulitan, sumur-sumur warga di 6 RW tersebut juga mengalami kekeringan.
"Kesulitan air bersih sudah mulai terasa sejak tiga bulan terakhir. Sumber air yang selama ini digunakan warga seperti sumur dan mata air sudah tak lagi mengeluarkan air," ujar Tarkopa.
Baca juga: 3 dari 34 Desa Rawan Krisis Air di Bangka Barat Alami Kekeringan
Tarkopa mencatat, warga yang mengalami kesulitan air bersih sebanyak 750 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 6 RW.
Sejak tiga bulan terakhir, ratusan warga di Desa Gunungmasigit harus membeli 1.000 liter air bersih dengan harga Rp 60-75 ribu.
"Ada yang membeli patungan, ada juga yang beli sendiri. Untuk 1.000 liter biasanya hanya cukup untuk 5 hari pemakaian," tutur Tarkopa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.