CIANJUR, KOMPAS.com– Warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Warga Kecamatan Cibeber, Cianjur, bahkan terpaksa mencuci beras dengan air sungai yang kondisinya keruh karena sumur di rumah sudah mengering dampak kemarau panjang.
“Kalau untuk cuci beras ya pastinya saya bilas lagi di rumah pakai air galon, tapi untuk pakaian ya pakai air (sungai) ini saja,” kata Heni (63), warga Kampung Leuwinanggung, Desa Sukamanah, Cibeber saat ditemui Kompas.com, Rabu (23/8/2023).
Baca juga: Kekeringan di Cianjur, Petani Panen Lebih Awal dan Kesulitan Air Bersih
Sudah hampir dua bulan, Heni bersama warga beraktivitas MCK di sungai karena sudah tidak ada lagi sumber air.
Kondisi Sungai Cikondang di bawah jembatan Leuwinanggung ini pun debit airnya surut sehingga warga bisa beraktivitas di antara bebatuan.
“Biasanya sehabis subuh itu sudah pada banyak ke sini untuk mandi dan mencuci. Kalau sore hari biasanya mengambil air untuk kebutuhan malam hari di rumah,” ujar dia.
“Bukan hanya warga sini saja, yang dari (Desa) Cisalak pun ada yang ke sini padahal jaraknya jauh, ya,” imbuhnya.
Imas (45), warga lain menambahkan, kondisi seperti ini hampir setiap tahun terjadi setiap musim kemarau.
Baca juga: Terdampak Kekeringan, Warga Cianjur Harus Berbagi Jatah Air Bersih
Sejauh ini, belum ada keluhan warga terkait pemakaian air sungai untuk kebutuhan mandi.
“Mungkin karena warga di sini sudah terbiasa ya, jadinya gak merasakan apa-apa,” kata dia.
Kendati begitu, Imas berharap ada perhatian dari pemerintah terkait pasokan air bersih.
“Selama ini kan warga beli air galon untuk minum dan masak, Tapi itu paling tiga hari sudah habis lagi. Kalau punya uang bisa beli lagi, tapi kalau lagi tidak ada, ya terpaksai pakai air ini saja,” ujar Imas.