CIANJUR, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami kekeringan dampak kemarau panjang tahun ini.
Bahkan, warga di Kecamatan Cibeber, Cianjur mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih karena sumber-sumber air mengering, termasuk sumur di rumah warga.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Rudi Wibowo mengatakan, kemarau diprediksi masih akan terus berlangsung hingga beberapa pekan ke depan.
"Kalau melihat prediksi BMKG, puncak kemarau dan El Nino akan terjadi pada Oktober-November mendatang," kata Rudi kepada Kompas.com, Senin (28/8/3023).
Baca juga: Musim Kemarau Diprediksi sampai Januari 2024, 25 Kapanewon di DIY Terdampak Kekeringan
BPBD Cianjur mengimbau masyarakat yang masih memiliki ketersediaan air bersih untuk berhemat.
"Bagi yang mampu dan punya sumur bisa melakukan normalisasi kalau sumurnya sudah terjadi pendangkalan," ujar dia.
Rudi menuturkan, bantuan air bersih telah disiapkan, bekerjasama dengan pihak PDAM. Bahkan beberapa waktu lalu telah dilakukan pendistribusian ke sejumlah tempat.
"Untuk masyarakat yang sedang kesulitan air bersih bisa mengajukan permohonan melalui pemerintahan desa setempat," kata Rudi.
Sejauh ini, BPBD Cianjur masih menunggu surat keputusan dari kepala daerah terkait status penetapan siaga bencana kekeringan.
Baca juga: Krisis Air Bersih, Warga Cianjur Mandi, Kakus dan Cuci Beras di Sungai
Sebelumnya, kesulitan air bersih yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memaksa warga mencari sumber air baru.
Hal ini seperti dilakukan warga Kampung Leuwinanggung, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.