BOGOR, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit (RS) Sentosa mendatangi kediaman korban atau Ibu dari bayi tertukar, yaitu Siti Maulia (37) di Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/8/2023). Mereka berusaha menyelesaikan kasus bayi tertukar secara damai atau kekeluargaan dengan korban.
Kuasa Hukum Siti Maulia, Rusdy Ridho mengatakan, Direktur RS Sentosa yang langsung datang menemuinya untuk meminta maaf atas kejadian tertukarnya bayi Ibu Siti Maulia setahun lalu akibat kelalaian suster.
Permintaan maaf itu dilakukan sebagai upaya menyelesaikan kasus bayi tertukar dengan jalan kekeluargaan alias damai.
Baca juga: Penetapan Tersangka Kasus Bayi Tertukar di Bogor Tunggu Laporan
"Iya yang datang direkturnya dan para bidan meminta maaf. 5 bidan yang terlibat itu, cuman satu orang gak ada karena lagi sakit. Intinya meminta maaf seperti itu. Kalau kami dari keluarga secara umat beragama kita menerima maaf lah kalau orang minta maaf," ungkap Rusdy saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
"Tapi saya bilang, kalau terkait proses hukum tetap berjalan, baik pidananya maupun nanti perdatanya karena sudah jelas ada unsur pidananya yang merugikan pihak kami dalam kasus ini," sambungnya.
Tidak hanya permintaan maaf, Direktur RS Sentosa Margaretha Kurnia juga menawarkan jaminan kesehatan dan jaminan pendidikan atau beasiswa kepada para bayi berinisial GB (1) dan GL (1).
Pihak RS Sentosa akan aktif memantau pertumbuhan hingga masa depan dua bayi laki-laki sampai dewasa atau hingga usia 18 tahun. Mereka juga akan memberi fasilitas kesehatan bagi kedua bayi tersebut.
Begitu pula dengan pemberian beasiswa, dua bayi laki-laki yang tertukar ini akan dijamin pendidikannya hingga lulus SMA.
Namun, upaya yang dilakukan oleh RS Sentosa tak berjalan mulus. Pihak kuasa hukum dari bayi tertukar itu tetap akan menempuh jalur hukum.
Rusdy juga menolak dua tawaran tersebut. Sejauh ini, pihaknya akan menuntut pertanggungjawaban pada korporasi RS Sentosa.
"Ya penawaran jaminan kesehatan dan juga penawaran beasiswa. Dan itu kita tidak terima. Datang menawarkan bantuan jaminan kesehatan sampai umur 18 tahun, dia mau ngapain, mending pakai BPJS, sampai mati juga dibayar ama negara," tegas Rusdy.
Sementara itu, Juru Bicara RS Sentosa Gregg Djako mengatakan, pihaknya datang untuk meminta maaf atas kelalaian suster memasang gelang dobel sehingga menyebabkan bayi tertukar di ruang bersalin setahun silam.
Menurutnya, tidak ada unsur kesengajaan atau niat untuk menukar kedua bayi laki-laki tersebut.
"Dari direktur rumah sakit, itu langsung menyampaikan permintaan maaf. Dan itu bukan kali pertama. Kemudian, kita membantu dan bertanggung jawab," ujarnya.
Bentuk tanggung jawab itu, kata dia, memberi jaminan kesehatan dan jaminan beasiswa kepada dua bayi laki-laki tersebut.
Rumah Sakit Sentosa akan memberikan jaminan kesehatan dan beasiswa sampai usia 18 tahun. Rumah sakit menawarkan beasiswa kepada dua anaknya sampai lulus SMA.
Saat ditanya korban akan tetap menempuh jalur hukum, Gregg mengatakan bahwa itu adalah hak setiap warga masyarakat.
"Siapapun boleh membuat laporan polisi," singkatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.