Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti 8 Negara OKI Belajar Vaksin di Bio Farma dan Unpad

Kompas.com - 19/09/2023, 21:38 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 10 peneliti dari 8 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) belajar teknologi pembuatan vaksin di Indonesia. Tepatnya di Bio Farma dan Unpad.

“Pelatihan ini adalah serangkaian yang diselenggarakan oleh kita untuk membawa negara-negara OKI agar mereka mempunyai kemampuan atau kapasitas dalam memproduksi vaksin,” kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Lucia Rizka di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad.

Baca juga: Sudah 2 Bulan Vaksin Rabies Kosong di Sikka NTT, Ribuan Anjing Belum Divaksinasi

Lucia menjelaskan, 10 peneliti tersebut akan melakukan pelatihan 18 September hingga 2 Oktober 2023 di Laboratorium Sentral Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

“Nah nanti dua minggu ke depan mereka akan belajar di Unpad, ini merupakan sarana yang bagus juga untuk memasarkan produk-produk kita ke negara-negara tersebut,” tutur dia.

Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan, sebelum mengikuti pelatihan di Unpad, ke-10 peneliti telah mengikuti pelatihan pembuatan vaksin di Laboratorium Bio Farma dua pekan.

Baca juga: Dokter Penyuntik Vaksin Covid-19 Kosong Divonis Pidana Percobaan

Dalam dua pekan tersebut, mereka belajar penelitian Virologi, pengembangan virus, perkembangan Biotechnology produk, pembuatan vaksin halal, pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk distribusi vaksin, dan membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA.

“Jadi pesertanya kalau di Bio Farma belajar mengenai teknologi vaksin mulai dari awal pembuatan, produksi, pengujian mutu (Quality Control), jaminan mutu (Quality Assurance) sampai ke teknologi baru mRNA. Karena sebagian besar peserta itu basicnya memang dari dunia vaksin,” kata Sri.

Dia berharap di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.

“Diharapkan sebetulnya tujuan akhirnya untuk negara-negara tersebut di masa mendatang akan mempunyai pabrik vaksin juga,” kata dia.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof Hendarmawan berharap, program ini bermanfaat dan menghadirkan pengalaman baru dalam semangat kebersamaan. Kolaborasi ini diharapkan akan menciptakan komunitas peneliti level tinggi untuk kesehatan dunia.

“Ini adalah bagian penting dari strategi pada upaya untuk meningkatkan kesehatan dunia,” kata Hendarmawan.

Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari negara Iran, Malaysia, Pakistan, Uganda, Kazakhstan, Bangladesh, Mesir, dan Yordania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com