3 Kali Jajal Kereta Cepat, Jokowi: Rasanya Cepat dan Nyaman

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal moda transportasi kereta cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh untuk kali ketiga.

Jokowi melaksanakan perjalanan menggunakan Whoosh bersama rombongan menteri usai meresmikannya dari stasiun Halim, Jakarta Timur sampai stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (2/10/2023).

"Saya sudah naik tiga kali. Rasanya sama. Cepat, nyaman. Sementara ini enggak ada (masalah)," ujar Jokowi saat ditemui di stasiun Padalarang usai menjajal kereta cepat Whoosh, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp 250.000 Sampai 300.000

Kereta cepat Whoosh ini memiliki delapan rangkaian gerbong dengan klasifikasi 3 kelas, First Class 18 kursi, Bisnis Class 28 kursi, dan Ekonomi Premium sebanyak 555 kursi.

Masing-masing kelas kereta itu memiliki fasilitas dan tatanan kursi yang berbeda-beda.

Kursi First Class ditata lebih eksklusif dengan formasi 2 banding 1, kursi Bisnis Class ditata dengan formasi 2 banding 2, dan kursi Ekonomi Premium ditata lebih padat yakni dnegan formasi 3 banding 1.

Kompas.com/ Dian Erika Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat Whoosh yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin (2/10/2023) sedang diparkir di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur.

Jokowi menyampaikan, fasilitas dan laju kereta cepat masih sesuai dengan perencanaan awal. Keretanya pun terbilang stabil meski melaju di atas kecepatan 350 kilometer/jam.

"Kecepatannya juga masih sama. Waktu tempuhnya 29 menit dari stasiun Halim ke stasiun Padalarang. Masih sama," kata Jokowi.

Baca juga: Bawa Rombongan Menteri, Jokowi Jajal Kembali Kereta Cepat Usai Resmikan Whoosh

Sebelumnya, Jokowi sudah menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung ini dengan menggandeng sejumlah influencer dari stasiun Halim sampai ke stasiun Padalarang.

Kemudian dari stasiun Padalarang berpindah kereta ke KA Feeder menuju stasiun Bandung.

Di uji coba kali ketiga ini, menurut Jokowi fasilitas yang ditawarkan masih sama. Kecepatan kereta dan waktu tempuh juga tidak berubah.

"Jadi sementara ini belum ada yang perlu dievaluasi," tutur Jokowi.