BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Peristiwa bencana tanah longsor terjadi di Kampung Parakan Kopo, RT 02 RW 02, Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Longsor tersebut menutup saluran air atau irigasi yang mengairi lahan persawahan seluas 3.000 hektare. Imbas dari peristiwa longsor tersebut, ribuan hektare sawah di 5 desa tak terairi air.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat mencatat, 5 desa yang terdampak tersebut yakni Desa Kertamukti, Cipatat, Sarimukti, Cirawa Mekar, dan Sumur Bandung.
Baca juga: Mahfud MD Jadi Cawapres Ganjar, PDI-P Bandung Barat Optimis Peroleh Banyak Suara
"Pada hari Kamis tanggal 19 Oktober kemarin sekitar pukul 14.00 WIB terdeteksi oleh warga ada bocoran air di sekitar tempat kejadian. Karena tidak punya kemampuan untuk mengendalikan, maka hal tersebut dibiarkan hingga pada sekitar pukul 15.00 WIB tanggul irigasi tersebut jebol," ungkap Petugas Lapangan BPBD Bandung Barat Rudi Wibiksana, Jumat (20/10/2023).
Debit air irigasi itu mengalir deras sehingga mengikis dinding tanah sehingga tanggul irigasi tak kuat menahan volume air. Tanggul yang jebol itu kemudian menyeret pepohonan yang berada di sekitarnya dan terjadilah longsor.
Baca juga: Penambangan Batu Padas di Asahan Longsor, 2 Pekerja Tewas saat Berlindung di Balik Truk
"Longsor itu merusak pematang irigasi. Kondisinya rusak parah dengan luas longsor 35 meter," ujar Rudi.
Rudi menjelaskan, irigasi itu merupakan saluran utama air yang mengalir ke 5 desa di Kecamatan Cipatat. Air dari saluran irigasi tersebut biasa dimanfaatkan petani untuk mengairi lahan persawahan dan kebutuhan warga lainnya.
"Tempat kejadian bencana merupakan objek vital yang menjadi tempat warga menggantungkan nasib. Sekitar 3.000 hektar sawah warga tidak teraliri air," paparnya.
Sementara ini, petugas BPBD bersama masyarakat sekitar terjun untuk melakukan evakuasi material longsor dan membuat tanggul menggunakan karung tanah.
"Pasca kejadian, kami mendapat laporan dan langsung koordinasi dengan aparatur kewilayahan, melakukan penilaian dan pendataan di tempat kejadian bencana, dan membantu warga melakukan rekonstruksi sementara," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.