Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-operasi Pemisahan Kembar Siam, Hasan Meninggal dan Husein Masih Berjuang Lewati Masa Kritis

Kompas.com - 26/10/2023, 06:17 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah melakukan operasi pemisahan kembar siam berusia 13 bulan asal Kabupaten Subang, Husein dan Hasan.

Operasi pemisahan yang memakan waktu 7 jam itu dilakukan tim dokter pada Senin 23 Oktober 2023.

Setelah sehari jalani operasi pemisahan, salah satu bayi siam bernama Hasan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (24/10/2023) sekitar pukul 12.30 WIB. Bayi Hasan meninggal setelah tidak mampu melewati masa kritis pasca-operasi.

Baca juga: RSHS Jadwalkan Operasi Pemisahan Hasan dan Husein, Bayi Kembar Siam Asal Subang

"Pada hari berikutnya (bayi Hasan) mengalami perburukan. Dengan menyesal saya sampaikan meninggal pada jam 12.30 WIB," kata Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS dr Dikky Drajat saat konferensi pers di RSHS Bandung, Rabu (25/10/2023).

Dikatakan bahwa tim dokter sudah menyadari masa kritis yang dilewawti dan kemungkinan risiko pemisahan kembar siam tersebut.

“Kami sudah aware akan kemungkinan risiko, bahkan paling berat sekalipun. Setelah operasi masa kritis harus dilewati, ternyata pada satu pasien kembar mengalami sesuatu hal risiko, yang kami duga. Pada hari berikutnya, bayi Hasan mengalami perburukan dan Hasan tidak bisa bertahan dan meninggal jam 12.30 WIB,” kata Dikky.

Dikky menjelaskan bahwa pemisahan kembar siam Husein dan Hasan memiliki kerumitan cukup tinggi karena, selain dempet bagian dada dan perut, juga di dalamnya jatung dan lever pun mengalami pendempetan yang ketika dipisahkan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh bayi siam tersebut.

“Di bagian dalam ada selaput jantung bersatu, ketika dipisahkan akan ada lubang selaput jantung. Itu mungkin merupakan suatu hal yang adaptasinya perlu didapatkan dari bayi siam yang dipisahkan,” ucapnya.

“Juga lever bersatu di bagian depan. Lever ada dua dan mengalami fusi sepanjang 12 x 8 cm, yang mana itu cukup tebal dan seolah kami membuat luka di lever,” sambungnya.

Dikky mengatakan, bayi Hasan memiliki organ yang lebih besar dari organ sekitar ketika di lakukan pemisahan.

Meski tim dokter telah melakukan upaya agar kondisinya tak semakin buruk, seperti penambahan pelapisan perut dada, ternyata bayi Hasan tak bisa mencapai adaptasi pasca-operasi.

"Ternyata adaptasi tidak bisa dicapai Hasan, jadi kematiannya ke arah situ," ucapnya.

Dalam operasi pemisahan bayi kembar siam ini, tim dokter RSHS menerjunkan 90 personel dengan 30 dokter profesional.

Tim dokter yang menangani pemisahan kembar siam Husein dan Hasan ini dari berbagai multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis anestesi, spesialis bedah anak, spesialis bedak thorax, spesialis bedah plastik, spesialis anak, spesialis jiwa, spesialis rehabilitasi medik, radiologi, perawat, petugas farmasi, ahli gizi, dan banyak lagi.

Baca juga: Kondisi Stabil Pascaoperasi Pemisahan di RSSA, Bayi Kembar Siam Asal Pasuruan Dipulangkan

Sementara kondisi bayi Husein, tim dokter masih berupaya agar Husein bisa melewati masa kritisnya.

Menurut Dikky, dua hari sebelumnya kondisi Husein dalam kondisi masih demam dengan pernapasan masih berat.

"Kini sudah ada perbaikan dan bantuan napas juga sudah disapih. Demam masih kita tangani, kemungkinan infeksi kita teliti, namun kita lakukan antibiotik dan demam kini membaik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpay Waterpark di Subang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kumpay Waterpark di Subang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Bandung
Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Bandung
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

Bandung
Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Bandung
Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Bandung
Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Bandung
Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Bandung
OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai "Airsoft Gun"

Bandung
Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com