BANDUNG, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin merespons apa yang disampaikan Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Muhammad Sirod, yang meminta masyarakat memberi kesempatan Jokowi membangun keluarga politiknya.
Cak Imin mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah kebodohan yang malah diperlihatkan, bahkan disosialisasikan.
"Itu benar-benar kebodohan yang disosialisasikan. Ini negara demokrasi," kata Cak Imin saat ditemui di Hotel Sutanraja, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024).
Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang memberikan semua warga negaranya untuk berpartisipasi, termasuk kerajaan atau kesultanan.
Baca juga: Cak Imin Sebut Pemakzulan Presiden Jokowi Wajar asal Ditempuh Sesuai Konstitusi
"Ini negara yang bahkan tidak ada satu kerajaan pun di dunia ini, ataupun kesultanan satu pun, yang kemudian tanpa melibatkan partisipasi," ujar dia.
Saat ini, kata dia, semua kerajaan sudah berubah bentuknya dan memilih sistem demokrasi.
"Semua kerajaan sudah berubah semua, jadi kerajaan plus demokrasi. Yang paling tua Inggris sudah demokrasi parlementer yang rajanya menjadi simbol, itu harus diubah cara berpikirnya," tutur dia.
Sebelumnya, anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Muhammad Sirod, menilai bahwa masyarakat semestinya memberikan kesempatan bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun keluarga politik.
Pasalnya, menurut dia, banyak politikus yang mendorong anak-anak mereka untuk ikut terjun di dunia politik.
Baca juga: Cak Imin Sebut Negara Zolim dan Ajak Guru Madrasah Jihad Menangkan Amin
Sirod mengungkapkan, praktik itu terjadi di Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yakni saat kader yang bukan keturunan ulama tertentu akan sulit mendapat posisi strategis di partai tersebut.
Menurut dia, praktik tersebut wajar karena Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak bekas kerajaan dan kesultanan.
Oleh sebab itu, Sirod menganggap serangan kepada Jokowi dan keluarganya terkait isu dinasti politik bukanlah hal yang adil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.