Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Fenomena Komeng Bukti Popularitas Masih Jadi Acuan Memilih di Pemilu

Kompas.com - 15/02/2024, 19:04 WIB
Aam Aminullah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com- Nama Komedian menjadi trending topik di media sosial X.

Viralnya pelawak pemilik nama lengkap Alfiansyah Bustami Komeng ini, tak lepas dari foto nyeleneh dirinya yang mejeng di surat suara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Jawa Barat pada Pemilu 2024.

Baca juga: Soal Foto Nyeleneh Komeng di Surat Suara DPD Jabar, Pengamat: Sebuah Kecerdikan

Tak hanya viral, berkat fotonya yang nyeleneh di surat suara ini, Komeng unggul sementara dari hasil hitung suara Pemilu DPD 2024 di laman pemilu2024.kpu.go.id, dengan raihan suara 8,48 persen dari 35,66 persen suara yang masuk pukul 18.01 WIB, Kamis (15/2/2024). 

Baca juga: KPU Jabar Sebut Foto Nyeleneh Komeng di Surat Suara Bagian dari Strategi

Ikhsan Alinuddin (23), warga Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengaku kaget ketika melihat foto Komeng ada di surat suara DPD berwarna merah, saat dia memlih para Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Perolehan Suara Sementara Komeng Meroket di Pemilihan DPD Jawa Barat

"Pertama itu pas buka surat suara, saya ketawa juga lihat ada fotonya yang kocak. Terus calon lainnya juga enggak kenal, jadi saya coblosnya Komeng aja," ujar Ikhsan kepada Kompas.com di salah satu kafe di Sumedang Kota, Kamis (15/2/2024).

Ikhsan mengatakan, sebelumnya juga dia tidak mengetahui bahwa Komeng mencalonkan diri di Pemilu ini.

"Enggak tahu, tahunya ya ada fotonya itu di surat suara. Terus setelah nyoblos, teman-teman juga ramai ngebahas soal Komeng ini," tutur Ikhsan.

Faktor popularitas

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Dadang Rahmat Hidayat mengatakan, Komeng menjadi bukti nyata popularitas masih menjadi acuan masyarakat Indonesia dalam menentukan pilihannya di Pemilu.

"Komeng ini menjadi fenomena yang menunjukkan bahwa masyarakat kita, sebagian besarnya dalam Pemilu itu, masih merujuk pada popularitas calon," ujar Dadang kepada Kompas.com melalui telepon, Kamis sore.

"Maka bagi Komeng, popularitas itu menjadi cukup, fotonya juga nyeleneh. Selama itu diperbolehkan (foto nyeleneh), tentu tidak masalah," kata Dadang menambahkan.

Dadang menjelaskan, kepopuleran ini menjadi positif ketika dari sisi figur, Komeng  dikenal sebagai pribadi yang baik.

"Popularitas seseorang itu menjadi penting ktika calon lain tidak diketahui. Misal, walau diketahui, tapi kampanyenya tidak masif. Faktor ini juga jadi penentu dan masyarakat akan cenderung lebih memilih figur yang populer," tutur Dadang.

Dadang menyebutkan, selain modal popularitas, seorang calon juga bisa diperhitungkan di tengah masyarakat jika memiliki modal jejaring, hingga modal logistik untuk memenangkan suara di Pemilu.

"Misalnya, inkumben itu sudah punya modal jejaring, modal kunjungan kerja saat reses. Jadi lebih mudah dikenal," sebut Dadang.

Sementara, bagi yang tidak atau belum memiliki modal jejaring atau modal lain yang sudah ada, popularitas inilah yang lebih berperan dan Komeng menjadi contohnya.

"Komeng ini populer dan tidak negatif. Dia pelawak yang juga cerdas dan punya jargon 'Uhuy' yang sudah lama melekat. Bagi saya sendiri, pelawak yang sukses itu adalah pelawak yang cerdas. Ini artinya, Komeng punya modal baik," ujar Dadang.

Dadang berharap, jika akhirnya Komeng terpilih, harus bisa mewakili aspirasi masyarakat Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Komplotan Penyelewengan Elpiji Subsidi Ditangkap, Keuntungan Rp 592 Juta

Komplotan Penyelewengan Elpiji Subsidi Ditangkap, Keuntungan Rp 592 Juta

Bandung
Peminat UTBK ITB 2024 Turun Dibanding Tahun Lalu

Peminat UTBK ITB 2024 Turun Dibanding Tahun Lalu

Bandung
Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Bandung
Pemkot Bandung Terapkan Teknologi Pengelolaan Sampah RDF di 4 TPST

Pemkot Bandung Terapkan Teknologi Pengelolaan Sampah RDF di 4 TPST

Bandung
Minta Dibunuh, Pria Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Sodorkan Uang Rp 300.000 ke Warga

Minta Dibunuh, Pria Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Sodorkan Uang Rp 300.000 ke Warga

Bandung
Pemkot Bandung Terapkan Jumat Bebas Kendaraan Bermotor Mulai 17 Mei

Pemkot Bandung Terapkan Jumat Bebas Kendaraan Bermotor Mulai 17 Mei

Bandung
Perampokan Rumah di Bogor Terekam CCTV, 3 Perempuan Ditangkap

Perampokan Rumah di Bogor Terekam CCTV, 3 Perempuan Ditangkap

Bandung
Tidak Dibelikan Motor, Pria Diduga ODGJ Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi

Tidak Dibelikan Motor, Pria Diduga ODGJ Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Intip Peluang Golkar dan PKS Lawan PKB di Kabupaten Bandung

Intip Peluang Golkar dan PKS Lawan PKB di Kabupaten Bandung

Bandung
KPU Kabupaten Bandung Pastikan Tak Ada Cabup dari Jalur Independen

KPU Kabupaten Bandung Pastikan Tak Ada Cabup dari Jalur Independen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com