Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergerakan Tanah di KBB Bendung Sungai, ITB Ingatkan Potensi Bencana

Kompas.com - 19/03/2024, 15:47 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Dampak pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat kian menguatirkan.

Lahan seluas kurang lebih 1,5 hektar itu semakin hari semakin mengancam, menyusul adanya pergerakan tanah susulan yang melaju membendung Sungai Cidadap.

Pergerakan tanah yang terjadi di sana pun dapat menyebabkan bahaya ikutan atau collateral hazard berupa meluapnya Sungai Cidadap akibat terbendungnya aliran sungai.

"Pergerakan tanah atau longsoran ini cukup unik karena terjadi di morfologi bukit yang terisolasi.”

Demikian penuturan ahli landslide dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Imam Achmad Sadisun, Senin (18/3/2024) kemarin.

Baca juga: Ditemukan, Batuan Lanau di Lapisan Bawah Lokasi Pergerakan Tanah

Imam menjelaskan, bencana pergerakan tanah yang mengharuskan pemindahan tempat tinggal penduduk itu diakibatkan dua faktor, yakni faktor pengontrol dan faktor pemicu.

Faktor pengontrol umumnya berkaitan dengan peristiwa yang berlangsung relatif dalam jangka panjang, seperti adanya pelapukan batuan, erosi, hingga perubahan tata guna lahan.

Sementara, faktor pemicu berkaitan dengan peristiwa jangka pendek atau bahkan seketika seperti hujan ekstrem dan gempa bumi.

Berdasarkan pengamatan, wilayah Kabupaten Bandung Barat dihadapkan dengan potensi terjadinya longsoran yang tinggi hingga sangat tinggi.

Potensi itu dilihat dari kondisi geologis yang sebagian besar terdiri atas perbukitan dan pegunungan, serta karakteristik tanah dengan pelapukan yang cukup tebal.

Baca juga: Badan Geologi: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Tipe Lambat

"Pada beberapa bagian juga terdapat jenis-jenis batuan yang memiliki karakteristik relatif mudah, mengalami penurunan kekuatan dan mudah berperan sebagai bidang gelincir, seperti batu lempung dan batu lanau," ungkap dia.

Potensi bahaya itu juga diungkap Vera Sadarviana dari Kelompok Keahlian Sains Rekayasa dan Inovasi Geodesi.

Dia mengatakan, berdasarkan pengamatan citra satelit sejak 2020 terlihat ada perubahan kontur lahan yang menunjukkan adanya bekas longsoran.

“Data citra satelit yang diambil pada tahun 2020 menunjukkan morfologi menyerupai gundukan di bagian kaki longsoran."

"Perubahan elevasi yang membentuk gundukan ini mencirikan indikasi proses terjadinya longsoran, yang biasanya dibarengi adanya indikasi penurunan elevasi di bagian kepala longsoran,” papar Vera.

Baca juga: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Meluas, 192 Warga Mengungsi

Atas adanya potensi bencana itu, masyarakat diimbau untuk bisa memahami gejala-gejala alam yang ada.

Hal ini mengingat masih adanya potensi terjadinya longsoran susulan dan bahaya ikutan lainnya berupa tertutupnya aliran Sungai Cidadap.

Kondisi ini dapat meluap dan menyebabkan banjir di sekitar bantaran sungai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Bandung
OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai "Airsoft Gun"

Bandung
Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada 'Tour Guide' Gratis

Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada "Tour Guide" Gratis

Bandung
21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Bandung
Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Bandung
Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Bandung
Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com