Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Geologi: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Tipe Lambat

Kompas.com - 02/03/2024, 16:56 WIB
Agie Permadi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Koordinator Gerakan Tanah Badan Geologi Oktory Prambada menyebut bahwa pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Pasirgombong RT 04 RW 03, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, merupakan jenis gerakan tanah bertipe lambat.

"Jenis gerakan tanah diperkirakan berupa rayapan yang merupakan jenis gerakan tanah tipe lambat," kata Oktory melalui pesan singkatnya, Sabtu (2/3/2024).

Baca juga: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Meluas, Warga Mengungsi

Menurutnya, gerakan tanah tipe lambat ini memiliki ciri ditemukannya retakan, nendatan, dan amblasan pada permukaan tanah. Gerakan tanah juga masih terus bergeser dan semakin luas.

Namun, Badan Geologi belum menemukan likuifaksi yang berkaitan dengan gerakan tanah tersebut.

"Belum ditemukan indikasi likuifaksi yang berkaitan dengan kejadian tersebut," katanya.

Baca juga: Badan Geologi Paparkan Analisis Tanah Bergerak di Bandung Barat

Menurutnya, pergerakan tanah ini telah melingkupi 40 rumah dan berdampak pada 192 jiwa, menghancurkan bangunan sekolah dasar, posyandu serta puluhan rumah warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat telah menetapkan wilayah tersebut sebagai kawasan zona merah pergerakan tanah dan memaksa warga terdampak untuk tinggal sementara di pengungsian.

"Seluruh warga yang berada di RT 04 dan 03 harus dievakuasi dan kini tinggal di pengungsian sementara," tutupnya.

Sebelumnya, Plt Kepala Badan Geologi M. Wafid menjelaskan, berdasarkan analisis yang telah dilakukannya, secara umum lokasi bencana berada di 990 meter di atas permukaan laut, dan merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landai sampai curam.

Wafid menilai, penyebab tanah longsor ini karena kemiringan lereng yang curam hingga curah hujan yang tinggi sebelum dan pada saat terjadinya bencana.

"Bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan dengan batuan yang bersifat lebih kedap dan berfungsi sebagai bidang gelincir," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com