BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Jawa Barat akan melakukan uji sample terhadap makanan yang menyebabkan puluhan warga di Kampung Cukanggeleuh, Desa Cibodas, Kecamatan Cijadi, Kabupaten Cianjur keracunan.
Dalam peristiwa tersebut, puluhan warga keracunan dan satu meninggal dunia usai menyantap makanan di sebuah acara resepsi pernikahan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setya Wibawa mengatakan, petugas memeriksa seluruh sample makanan yang dihidangkan dalam acara resepsi pernikahan tersebut.
Baca juga: Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal
"Sample diperiksa, jadi kemarin kita pingin tahu juga penyebabnya dari makanan yang mana," ujarnya saat dihubungi, Selasa (23/4/2024).
"Semua kita ambil, nanti kita lihat apakah keracunannya dari nasi atau lauk pauknya. Itu nanti kita periksa," tambah Rochady.
Baca juga: Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi
Dia mengungkapkan, pemeriksaan terhadap sample makanan tersebut kemungkinan akan dilakukan langsung di Laboratorium Dinkes Cianjur. Hal tersebut agar bisa lebih cepat keluar hasilnya.
"Kalau misalnya bisa dilakukan di Labkesda Kabupaten Cianjur, mungkin di sana supaya bisa lebih cepat mengetahui hasilnya. Tapi kalau mereka tidak sanggup, tentunya kita akan serahkan ke Jabar," kata Rochady.
Hasil uji lab contoh makanan tersebut, kata Rochady, akan keluar dalam waktu 3-4 hari. Itu artinya penyebab utama puluhan orang keracunan akan diketahui 3-4 hari.
Dia pun mengimbau masyarakat jangan menganggap enteng diare yang disebabkan keracunan makanan.
Bila mengalami hal tesebut sebaiknya segera berobat ke klinik atau Puskesmas terdekat, sehingga bisa segera ditangani agar tidak semakin parah.
"Jadi harus secepat mungkin ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan infus. Karena obat pertama diare itu infus. Jadi cairannya harus digantikan. Masalah nanti apakah harus minum antibiotik, dan lain-lain, itu belakangan. Yang penting cairan yang kebuang harus tergantikan dulu," pungkas Rochady.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.