Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Kompas.com, 4 Mei 2024, 13:24 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wisatawan dan warga menyambut baik uji coba Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, bebas kendaraan setiap akhir pekan. Bahkan bila perlu, kebijakan ini diberlakukan setiap hari.

Diketahui, Pemerintah Kota Bandung mencanangkan program untuk membangkitkan kembali suasana nostalgia Bandung tempo dulu di Jalan Braga dengan cara menutup akses keluar masuk kendaraan setiap akhir pekan.

Uji coba Jalan Braga bebas kendaraan ini diberlakukan pada 4-5 Mei 2024 atau mulai Sabtu pukul 00.00 WIB hingga Minggu malam pukul 23.59 WIB.

Baca juga: Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Berdasarkan pantauan Kompas.com sekitar pukul 11.25 WIB, sejumlah wisatawan dan juga warga Kota Bandung terlihat antusias menikmati suasana Jalan Braga yang sepi dari kendaraan bermotor.

Tak sedikit para pengunjung yang lalu-lalang berjalan di tengah jalan bersejarah di Kota Bandung itu. Ada juga yang sengaja berfoto hingga berswafoto.

Kemudian terlihat para pengunjung yang hanya duduk-duduk di kursi yang berada di sisi Jalan Braga. Selain pejalan kaki, ada juga warga yang datang dengan bersepeda.

Lidya (20) wisatawan asal Kabupaten Indramayu mengaku sangat senang bisa menikmati suasana Jalan Braga yang bebas kendaraan karena bisa lebih mengeksplor setiap detail jalan ikonik di Kota Bandung tersebut.

Baca juga: Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan, Kantong Parkir Disiapkan

"Bagus (Braga bebas kendaraan) yah soalnya kalau ke sini banyak kendaraan juga jadi kan bingung. Sekarang lagi bebas kendaraan jadi lebih leluasa aja," katanya saat ditemui Kompas.com di Jalan Braga, Sabtu (4/5/2024).

Dia bersama temannya sengaja datang ke Jalan Braga karena ingin menikmati suasana tempo dulu Kota Bandung. Selain itu, untuk berwisata kuliner karena di lokasi ini dikenal sebagai salah satu pusat kuliner di Kota Bandung.

"Tadi di sini dari jam 8, baru saja tadi habis makan sarapan di sini terus foto-foto juga. Bangunannya bagus-bagus," tambah Lidya.

Dia berharap, kebijakan Jalan Braga bebas kendaraan ini bisa diberlakukan setiap hari. Mengingat, jalan ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Kota Bandung yang kerap diserbu ribuan wisatawan dari luar kota.

"Harapannya hal ini diterusin sih, soalnya kaya kita sebagai pengunjung itu ngaruh banget, kita lebih leluasa aja. Jadi semoga Braga Bebas Kendaraan ini diterusin," kata Lidya.

Harapan serupa diungkap Rigan (34) warga Kota Bandung yang datang ke Braga bersama keluarga kecilnya. Menurutnya, pengunjung bisa lebih menikmati suasana Jalan Braga tanpa bisingnya kendaraan yang lalu-lalang.

"Seru sih ini, buat saya seru, karena biasanya macet di sini terus sekarang gak ada. Ini aja saya bawa anak leluasa jalan-jalan, jalan sendiri anaknya, seru. Worth it lah," katanya.

Dia menyebut, selain menambah suasana menjadi lebih syahdu, kebijakan tersebut mengurangi asap kendaraan dan polusi di kawasan Jalan Braga.

Rigan meyakini, kebijakan ini akan berdampak baik untuk tingkat kunjungan ke kawasan Jalan Braga.

"Sebelum ada ini gak leluasa, terlalu banyak kendaraan juga Bandung sekarang, jadi lebih seru kalau lebih banyak beberapa tempat yang diakses dengan jalan kaki, hal-hal kaya gini seru," ucap Rigan.

"Saya termasuk jarang liburan ke Braga, karena macetnya itu males. Setelah ada ini insya Allah kayanya lebih sering ke sini," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau