Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Penanganan Kasus Vina dan Eky, Ratusan Warga Tabur Bunga di Jembatan Talun Cirebon

Kompas.com, 1 Juni 2024, 18:37 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Ratusan warga menggelar aksi damai berupa tabur bunga di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), pada Sabtu (1/6/2024) sejak sekitar pukul 14.00 WIB.

Aksi tersebut merupakan bentuk protes warga atas penanganan penegak hukum terhadap kasus pembunuhan Vina dan Eky.

Aksi tersebut digelar di Jembatan Talun, lokasi jasad Vina dan Eky diduga dibuang agar seolah tampak sebagai korban kecelakaan lalu lintas.

Koordinator aksi, Andre mengatakan bahwa mereka datang untuk menuntut penegakan keadilan atas kasus tersebut.

"Kami datang ke sini untuk tegakkan keadilan seadil-adilnya, tanpa tebang pilih, siapa pun itu," kata Andre, dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Fakta Bocah 12 Tahun di Kota Batu Tewas Dikeroyok Teman, Korban yang Luka Sempat Jalan Kaki 2,5 Km

Selain itu, dia menambahkan, mereka juga ingin mengingatkan semua pihak mengenai sila ke-5 Pancasila.

Menurutnya, sila tersebut telah menekankan bahwa keadilan merupakan milik semua orang, bukan hanya bagi pihak-pihak yang berkuasa.

"Kami hadir di sini mengingatkan, dalam sila ke-5, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bukan bagi rakyat yang punya kuasa," ujar Andre.

Soroti kinerja penegak hukum

Massa yang hadir, lanjut Andre, juga menyoroti kinerja penegak hukum yang dianggap belum memuaskan dalam menangani kasus pembunuhan Vina dan Eky.

"Jadi tuntutan kami, harapan kami hari ini dan ke depannya kepada penegak hukum yang sedang bekerja, silakan tunjukan kinerja kalian kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa mempercayai Polri," ucap Andre.

Baca juga: Polisi Cowboy Bersalaman dengan Bobotoh hingga Live Tiktok di Tengah Pawai Persib Juara Liga 1

Dia menilai, ketidakpercayaan masyarakat kepada penegak hukum bisa meluas bila kasus ini tidak kunjung terungkap dengan adil.

"Jangan sampai yang sudah beredar di media sosial, yang sudah digadang-gadangkan, bahwa netizen akan setuju untuk membuat tagar "Buat Apa Lapor Polisi", jika (kasus) ini tidak segera terungkap," ungkapnya.

"Sejauh ini yang kita tahu masih belum ada keputusan yang bisa membuat kita mengarah pada satu tujuan, yang ada masih simpang siur, masih ada isu salah tangkap," sambungnya.

Pegi Setiawan korban salah tangkap?

Andre memilih tidak berkomentar lebih lanjut mengenai isu yang menyebut Pegi Setiawan menjadi korban salah tangkap dan dikambinghitamkan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.

"Kalau Pegi (minta) dibebaskan saya belum bisa berkomentar karena penyidik sekarang ini masih bekerja dan saya rasa penyidik ini bukan orang-orang yang tidak berpendidikan," tutur Andre.

Baca juga: Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Meski begitu, dia menegaskan, polisi harus bertindak adil bila Pegi terbukti tidak bersalah dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.

"Pesan kami di sini, ketika dia (Pegi) tidak terbukti bersalah, segera keluarkan SP3, jika terbukti bersalah segera proses secara hukum," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Ratusan Orang Lakukan Tabur Bunga di Jembatan Talun, Tuntut Keadilan untuk Kasus Vina Cirebon"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau