KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan santunan kepada Fanny dan Vivi, pasangan suami istri pemilik mobil pelat B, yang dirusak oknum Bobotoh, suporter klub sepakbola Persib.
Adapun perusakan Isuzu Panther milik Fanny dan Vivi terjadi di Jalan Garuda, Kota Bandung, saat Bobotoh konvoi merayakan kemenangan Persib menjuarai Liga 1, Jumat (31/5/2024) malam.
Baca juga: Kronologi Perusakan Mobil Pelat B Saat Konvoi Suporter Persib
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan, terkait kejadian ini, pemerintah akan memberikan edukasi kepada Bobotoh agar tidak melakukan kejadian serupa.
Baca juga: Mobil Pelat B Dirusak Oknum Bobotoh Milik Warga Bandung
"Jadi tidak ada maksud lain. Sebagai pemerintah, tentu kita harus edukasi Bobotoh, termasuk masyarakat agar tidak sewenang-wenang. Kami harus zero mistake, seperti PPDB itu hari pertama error kami akui. Nah, masyarakat juga langsung mengadu di medsos dan itu adalah kenyataan yang harus kami hadapi dan kami selalu terbuka dengan medsos ini," kata Bey saat mengundang Fanny dan Vivi di Gedung Sate Bandung, Selasa (4/6/2024), dikutip dari Antara.
Vivi menceritakan, peristiwa itu terjadi saat dia, suami, dan dua anaknya, dalam perjalanan pulang ke Padalarang dengan masih merasakan euforia kemenangan setelah nonton bareng bersama masyarakat di sekitar rumah kerabatnya di Jalan Padjadjaran.
Mereka pulang sekitar pukul 22:30 WIB atau satu setengah jam setelah pertandingan selesai.
Hal ini dilakukan karena Vivi sadar mobilnya berpelat B atau daerah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"Kami enggak langsung pulang karena memang ramai dan sadar mobil pelatnya B, walaupun orang Bandung. Ditunggu sampai 22.30 WIB di rumah tante, ketika dirasa sudah agak kondusif, walau kenyataannya masih padat," ucap Vivi.
Saat perjalanan pulang, anak-anaknya telah tertidur di kursi baris kedua sampai akhirnya kejadian tersebut pecah di tikungan Jalan Garuda.
Mobil Vivi dicegat oleh oknum Bobotoh.
"Kami diteriakin pelat B. Suami sebenarnya sudah buka kaca, bilang 'saya orang Bandung', dengan bahasa Sunda. Memang waktu itu kami tak pakai seragam Persib, tetapi pakai batik karena kebetulan baru pulang kerja. Saya sendiri langsung nyalain lampu mobil, teriak, 'saya ada anak kecil, tolong jangan diapa-apain, saya juga orang Bandung', gak dipeduliin. Terus disamperin sama oknum itu dan ada yang mukul kaca, ada yang dorong-dorong mobil seperti itu," ucapnya.
Sementara Fanny, sang suami, menerangkan, kejadian itu mengakibatkan kaca pintu tengah samping kanan mobilnya pecah dan anak-anaknya mengalami syok.
"Anak-anak saat itu sedang tidur di belakang. Anak-anak takut, bahkan yang kecil sempat demam karena mungkin gak bisa tidur malamnya. Jadi besoknya sempat demam, tetapi sekarang alhamdulillah sudah ceria lagi. Mudah-mudahan tidak ada trauma. Sejauh ini hanya kaca yang rusak," kata Fanny.
Keluarga Fanny dan Vivi tidak pulang usai kejadian dan memilih ke Cijerah, rumah orangtuanya mereka. Mereka baru kembali ke rumah pada hari Minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.