BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Lautan sampah membentang di perairan Sungai Citarum di kawasan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Rabu (12/6/2024) pagi.
Tepat di bawah Jembatan Callender Hamilton (DH) atau Babakan Sapan (BBS) sampah-sampah itu menutupi lapisan air sepanjang mata memandang dari ujung aliran sungai hingga muara di waduk Saguling.
“Sampah-sampah ini merupakan sampah kiriman dari wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi. Memang titik ini jadi titik berkumpulnya sampah dari arah Bandung,” ungkap Aten (53) warga Batujajar saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Kamera CCTV Bakal Dipasang di Titik Rawan Pencemaran Sungai Citarum
Sampah yang biasa menunpuk di bawah jembatan BBS ini terbilang beragam, mulai dari sampah plastik, styrofoam, limbah kain, sofa, lemari, bahkan mayat manusia.
“Kebanyakan sampah plastik. Sering juga kaya sofa, lemari, sapi, babi hutan, sampai mayat sering ketemunya di sini,” ujar Aten.
Masyarakat di sekitar bantaran Citarum baik di Kecamatan Batujajar maupun Kecamatan Cihampelas memanfaatkan kondisi tumpukan sampah itu dengan mengumpulkan sampah-sampah yang memiliki nilai jual dan menjualnya.
Baca juga: Plastik Guardian, Komunitas Pemuda Pembersih Citarum Tanpa Eksklusivitas
Mereka menggunakan perahu kayu perlahan membelah tumpukan sampah dan memungut sampah-sampah plastik untuk ditukar menjadi rupiah.
“Banyak masyarakat yang memungut sampah-sampah plastik ini kemudian dijual ke pengepul. Satu hari per perahu bahkan bisa mengumpulkan 1 sampai 2 kwintal sampah plastik,” sebutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat Ibrahim Adjie mengatakan, titik ini merupakan muara sungai Citarum ke perairan waduk Saguling.
Maka tak heran jika sampah-sampah dari wilayah Bandung Raya terombang-ambing di kawasan Batujajar dan Cihampelas.
“Kawasan ini merupakan titik berkumpulnya sampah-sampah dari wilayah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi. Jadi tak heran sampah plastik yang dibuang dari hulu sungai menumpuk di pintu Waduk Saguling,” ujarnya.
Sampah plastik di Sungai Citarum ini menjadi PR yang berkepanjangan yang tak pernah selesai. Kesadaran untuk memilah sampah rumah tangga dari dalam rumah belum benar-benar diterapkan.
“Kesadaran masyarakat relatif masih kurang ini terbukti dari ada banyaknya sampah yang ada di sini. Mungkin sampai kapan pun tidak akan selesai kalau di sini. Karena itu kami menggugah kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah di hulunya," kata Ibrahim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.