Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Sekolah, Pengelola Agro Wisata Walini Keluhkan Sepi Pengunjung

Kompas.com, 9 Juli 2024, 13:31 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Meski libur sekolah tengah berlangsung, pengelola obyek wisata di Bandung Selatan mengeluhkan berkurangnya tingkat pengunjung.

Agro Wisata Walini yang berada di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, misalnya, mengalami penurunan pengunjung sampai 40 persen. Padahal, libur sekolah sudah terlewati satu pekan.

"Untuk hari libur terutama jumlah wisatawan, karena mungkin ekonominya yang lagi kurang sehat, sekarang mah beda sekali sama libur yang sama dengan tahun yang lalu. Mungkin libur sekolah sekarang kurang sekali. Ada penurunan 30-40 persen," kata Humas Agro Wisata Walini, Suherman Rubiana, saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (9/7/2024).

Baca juga: Musim Libur Sekolah, Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah Wisatawan

Selain faktor ekonomi, Suherman menyebut, insiden kecelakaan bus di Subang yang menewaskan siswa SMA asal Depok menjadi penyebab menurunnya tingkat pengunjung dari kalangan pelajar.

Pasca-insiden itu, hampir seluruh Dinas Pendidikan di kabupaten/kota khususnya di Jawa Barat membatasi kegiatan study tour sekolah.

Itu terbukti dengan dibatalkannya rencana kunjungan 12 rombongan sekolah ke obyek wisata yang ada di Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira).

Baca juga: Libur Sekolah, Seratusan Brand Lokal Kumpul di Bandung

"Iya, udah booking, kalau di sini rata-rata pesan tempat acara untuk kumpul, untuk perpisahan setelah bagi rapor. Ada sekitar ada 12 rombongan yang batal, yang nggak ada izin dari dinasnya," kata dia.

Rata-rata rombongan wisatawan yang membatalkan kunjungannya berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Rombongan tersebut batal pergi karena anjuran dari Dinas Pendidikan di wilayahnya, agar liburan atau seremonial perpisahan sekolah dilaksanakan di sekolah saja.

"Pengalaman kita biasanya mereka itu langganan untuk berkunjung ke lokasi yang terdapat pemandian air panas," tutur dia.

Akibatnya, beberapa fasilitas di Agro Wisata Walini, termasuk villa sepi pengunjung.

"Jadi sangat berdampak sekali, villa kita juga banyak nih yang kosong," ungkapnya.

Suherman berharap, semua sektor penunjang pariwisata bisa lebih meningkatkan profesionalitas dalam upaya memajukan sektor pariwisata.

Satu bagian penunjang pariwisata seperti Bus Pariwisata mengalami kendala, maka pengelola wisata akan terdampak langsung.

"Ya, kalau bisa mungkin untuk pemerintah, akses jalan diperbesar. Terus kalau seandainya ada lagi kecelakaan, tapi bukan berharap, kalau kita di pelaku wisata, itu sebenarnya kalau kecelakaan bis, bukan dilarang studi turnya, diperbaiki unit bisnya, pengecekannya, uji KIR-nya. Jadi seolah-olah kalau kita jatuh di toilet, jadi dilarang BAB. Seharusnya toiletnya yang diperbaiki," tutur dia. 

Seharusnya, sambung dia, perusahaan bus memerhatikan hal tersebut. Begitupun Dinas Perhubungan (Dishub) yang melaksanakan uji laik kendaraan. 

Seperti diketahui Agro Wisata Walini menawarkan pelbagai fasilitas liburan. Selain udara sejuk khas alam Pacira, beberapa fasilitas wisata ditawarkan seperti kolam renang air panas, kolam terapi ikan, kamar rendam tertutup, kamar rendam keluarga VIP.

Ada juga permainan anak seperti adventure, ATV, flying fox, kereta api mini, semua wahana itu hanya dibandrol dengan tiket Rp Rp 40.000.

Selain itu tempat wisata ini menyediakan villa dengan harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau