Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengatasi Sampah dan Meraup Cuan dari Bisnis Maggot

Kompas.com, 18 Juli 2024, 16:37 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Sampah terus menumpuk dan membusuk sehingga menjadi masalah bagi lingkungan.

Sementara sampah anorganik perlu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai.

Baca juga: Cerita Warga Kota Yogyakarta Kelola Sampah Organik dengan Maggot, Sebulan 15 Ton

Kondisi inilah yang mendorong dua warga asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Wildan Atmajaya (44) dan Muh Hamdani (31), mengembangkan budidaya maggot atau belatung sebagai cara mengurai sampah organik secara efektif.

Baca juga: Garudafood Inisiasi Pengelolaan Sampah Organik dengan Maggot di Jatijajar Depok

Tak hanya berdampak nyata terhadap lingkungan, upaya yang dilakukan Wildan dan Hamdani sejak setahun terakhir ini, juga telah mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Pangsa pasarnya pun jelas, yaitu petani ikan kolam jaring apung (KJA) di perairan Cirata yang berjarak tak jauh dari tempat mereka mengembangbiakkan larva kaya protein itu.

Bahkan, Wildan dan Hamdani belum sanggup memenuhi permintaan petani ikan KJA yang membutuhkan pasokan pakan maggot sebanyak dua kuintal setiap harinya.

“Termasuk juga ada permintaan dari Subang untuk kebutuhan 4 kuintal setiap minggu,” ucap Wildan kepada Kompas.com d kediamannya di Cianjur, Kamis (18/7/2024).

Proses roasting maggot yang akan diolah sebagai pakan ternak kaya protein di Cianjur, Jabar, Kamis (18/7/2024).KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Proses roasting maggot yang akan diolah sebagai pakan ternak kaya protein di Cianjur, Jabar, Kamis (18/7/2024).

Wildan berharap bisa segera mengembangkan usahanya ini dengan memperbanyakn sumber daya manusia (SDM).

“Semakin banyak yang terlibat, selain bisa memenuhi permintaan pasar, juga tentunya masalah sampah organik bisa semakin teratasi. Tapi, sejauh ini belum ada yang minat. Jadinya, ya baru kita berdua ini,” ujar dia. 

Modal murah keuntungan melimpah

Memanfaatkan bangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) di Desa Sukajadi, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Wildan dan Hamdani bekerja sama mengembangbiakkan maggot dari sejak telur hingga panen.

Wildan menuturkan, dibutuhkan waktu 12 hari hingga maggot bisa dipanen di bak yang disebut biopon.

Kasgot atau sisa pencernaan yang dihasilkan larva maggot ini bisa diaplikasikan sebagai pupuk organik tanaman untuk menjaga unsur hara tanah.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kasgot atau sisa pencernaan yang dihasilkan larva maggot ini bisa diaplikasikan sebagai pupuk organik tanaman untuk menjaga unsur hara tanah.

Di tempat ini terdapat 15 biopon dengan ukuran masing-masing 2x3 meter.

Setiap biopon biasanya ditebar 1 gram telur maggot yang nantinya bisa menghasilkan 6 kilogram.

Selama masa pembesaran tersebut, maggot membutuhkan pakan dari sampah organik, seperti remah-remah makanan, limbah dapur, dan sampah pasar berupa sisa sayuran dan buah.

“Untuk 1 gram telur maggot bisa menghabiskan 15 kilogram sampah organik,” ujar dia. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau