Untuk memenuhi pakan maggot, selain mengolah sampah yang ada di TPS, mereka juga mendapatkan pasokan dari sejumlah rumah makan, restoran, dan hotel.
“Dengan cara ini, kami tidak hanya membantu mengurangi limbah makanan, tapi juga memberi nilai tambah ekonomi dari sampah tersebut.” ungkap Wildan.
Sementara, Hamdani,, menjelaskan, dalam sebulan mereka bisa memanen dua kali dengan hasil yang diperoleh sekitar 800 kilogram hingga 1 ton.
Hasil panennya berupa maggot hidup dijual kisaran Rp 5.000-Rp 7.000 per kilogram.
Namun, mereka juga mengolahnya menjadi maggot kering hingga dijadikan tepung.
“Karena yang maggot kering harganya lebih tinggi, bisa Rp 35.000 per kilogram. Kalau untuk tepungnya dijual Rp 8.000 per kilogram,” terang dia.
Hamdani mengatakan, mengembangbiakan maggot bukan tanpa risiko.
Hamdani bersama Wildan harus menjaga pertumbuhan maggot dari ancaman hama burung dan tikus.
“Pasokan pakan juga harus dijaga, termasuk kualitasnya. Kalau kurang bagus, ya berpengaruh ke pertumbuhan dan bobot maggotnya,” ujar Hamdani.
Menurut dia, maggot yang dihasilkan dari proses ini kaya akan protein sehingga diminati sebagai pakan ternak.
Adapun maggot yang telah dikeringkan mengandung asam amino sehingga sangat baik bagi pertumbuhan dan kebutuhan hewan ternak.
“Maggot kering ini sebenarnya masih bisa diolah, di-press lagi untuk dijadikan minyak. Berharap ke depan kita bisa sampai ke proses itu,” ucapnya.
Pada akhirnya, langkah nyata kedua pemuda ini telah membuktikan, budidaya maggot tidak hanya menjadi solusi lingkungan yang berkelanjutan, tetapi juga menciptakan peluang usaha yang bernilai ekonomis dan menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
"Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa mengurangi beban lingkungan sekaligus mendapatkan manfaat ekonomisnya. Bagi kami, sampah bukan hanya sesuatu yang kotor, bau dan harus dibuang. Tapi, bisa menjadi sumber daya bernilai apabila dikelola dengan baik," ujar Wildan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang