BANDUNG, KOMPAS.com - Para sopir angkot di Kota Bandung, Jawa Barat, menghadapi berbagai tantangan setelah merebaknya angkutan online.
Hal tersebut juga berdampak pada menurunnya pendapatan mereka hingga lebih dari setengahny.
Selain itu, para sopir angkot ini juga kerap dituduh oleh masyarakat sebagai biang kerok penyebab kemacetan di Kota Bandung karena perilakunya yang sering menurunkan penumpang seenaknya.
Baca juga: Cagub Jabar Ahmad Syaikhu Siapkan Program Kredit Mikro untuk Sopir Angkot
Budi Setiana (48), sopir angkot trayek Cijerah-Pasar Sederhana, mengatakan, semakin banyaknya angkutan online di Kota Bandung, sangat memengaruhi penghasilan dia dan para sopir angkot lainnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Puncaki Survei Pilkada Jabar 2024, Unggul 54,1 Persen dari Ahmad Syaikhu
Dulu di masa jaya, sopir angkot bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp100.000 per hari setelah dipotong bensin dan setoran ke pemilik angkot.
Namun, saat ini, untuk membawa pulang uang Rp 30.000 saja mereka harus mati-matian.
"Sekarang Rp 20.000-Rp 30.000, itu pun tak tentu. Terus harus setor Rp 70.000-Rp 90.000 ke pemilik, kadang itu juga enggak ke bayar. Untuk makan saja susah," kata Budi kepada Kompas.com usai bertemu dengan calon gubernur Jawa Barat nomor urut 3 Ahmad Syaikhu di di Aula IPHI Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Jalan Purwakarta, Kota Bandung, Selasa (1/10/2024).
Dia meminta kepada pemerintah dan juga calon pemimpin Jabar agar membuat regulasi soal angkutan online.
Dia merasakan saat ini angkutan online leluasa mengambil penumpang
Apalagi sesama kendaraan yang mengangkut penumpang, semestinya pelat kendaraan angkutan online diubah menjadi kuning.
"Jangan sampai tumpang tindih. Utamanya kami pengemudi angkot selalu disalahkan, padahal online yang banyak berhenti di tengah jalan, tapi kita selalu yang selalu disalahkan," ucap Budi.
Budi yang sudah 20 tahun tahun menjadi sopir angkot ini juga mengeluhkan kesulitan mengurus pajak dan uji KIR.
Ia juga bicara soal biaya peremajaan angkot yang memakan biaya yang cukup besar. Apalagi di tengah sulitnya mendapatkan penghasilan.
"Untuk remajakan angkot sampai Rp 4 juta, kami enggak sanggup," kata dia.
Rahmat Hidayat (47) sopir angkot jurusan Elang-Pagarsih, Kota Bandung usai bertemu dengan calon gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu di di Aula IPHI Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Jalan Purwakarta, Kota Bandung, Selasa (1/10/2024).Ia mengaku tak sanggup untuk memperbaiki angkotnya karena sulitnya mendapatkan penumpang lantaran kalah dengan angkutan online.
Rahmat berharap, gubernur Jawa Barat selanjutnya bisa menyejahterahkan sopir angkot yang kini terhimpit oleh angkutan online.
"Pengen sejahtera, batasi online terlalu banyak," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang