CIREBON, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal Diana Sastra? Dia adalah seorang penyanyi Cirebon yang dijuluki "Ratu Tarling Pantura".
Tak sekadar menyanyi, Diana Sastra juga adalah sosok yang kerap mengedukasi para pencipta lagu tentang royalti.
Di dalam ruang tamunya, pelantun lagu "Pemuda Idaman" itu menceritakan lika-liku menemui para pencipta lagu yang dia bawakan.
Perempuan kelahiran 14 Maret 1978 itu mengawali karir seni tarik suara dengan ikut bersama grup organ di Cirebon pada tahun 1997.
Dia diajak bergabung oleh pemilik grup organ dan manggung ke luar daerah Cirebon. Ketekunan berlatih serta suaranya yang khas membuat Diana remaja mendapatkan tawaran rekaman di Dian Record, sebuah label rekaman ternama di Ibu Kota Jakarta.
Baca juga: Kisah Andi Gomes, Pencipta Lagu Daerah Jambi Merasa Diperlakukan Tak Adil
Pada tahun 1998 hingga 2000, Diana diminta label Dian Record untuk menyanyikan lagu sebanyak lima album; empat album gabungan bersama penyanyi lain, dan satu album lainnya seorang diri.
Satu tahun setelah itu, Diana Sastra mendirikan grup organ bernama "Dian Prima". Bekal pengalamannya ikut grup organ dan rekaman membuat Diana Sastra mantap meniti karir sebagai penyanyi tarling, sebuah kesenian khas Pantura Gitar dan Suling.
Puncaknya pada tahun 2008, Diana Sastra memproduksi album sendiri dan mengedarkan hasil karyanya menggunakan kaset view compact disc (VCD).
Istri dari seorang seniman Fajar Andianto ini masih ingat betul momen ketika seorang pencipta lagu Pendi Gondrong menawarkan lagu "Arjuna Ireng". Dia menerima lagu itu dalam bentuk kaset, lalu bersama-sama mendengarkan lirik dan nada dasar dari sebuah tape di rumahnya.
"Kalau zaman dulu itu kan, orang (pencipta) yang nawarin lagu itu dadak naik bus, naik motor mendatangi penyanyinya, bawa pita kaset, ya ga jauh jauh lah, sekitar tahun 2008, saya nyanyiin lagu Arjuna Ireng tuh, ya ke sini orangnya, bawa pita kaset, dadak setelin dulu pakai tipe," cerita Diana kepada Kompas.com, Selasa (9/10/2024) petang.
Hal yang serupa juga kerap dia temui dari pencipta lagu lainnya. Para pencipta datang dan silih berganti ke rumahnya untuk menawarkan lagu. Beberapa di antara mereka berlanjut hingga menawarkan beberapa lagu lainnya.
Pada tahun-tahun itu, Diana Sastra kerap membayar ke pencipta dari satu lagu senilai ratusan ribu rupiah. Meski bersifat jual putus, Diana Sastra masih memberi uang kepada pencipta lagu saat mereka datang kembali ke rumahnya dengan keluhan ekonomi.
Diana Sastra (46) menunjukan sebuah sebuah foto tangkap layar seorang pencipta lagu tarling yang tak pernah mengenal royalti di Desa Benda, Kecamatan Karang Ampel, Indramayu, Jawa Barat kepada Kompas.com Rabu (9/10/2024) petang. perjumpaan ini terjadi di tahun 2023, setelah Diana Sastra memposting pertanyaan pencipta dari sebuah lagu di media sosialnya.Karir penyanyi tarling yang sudah memiliki tiga anak ini, telah melewati tiga buah era perkembangan musik, yakni Pita Kaset, VCD, dan kini digital.
Sejak tahun 1998, dia telah menghasilkan 400 lagu, baik ciptaan sendiri, maupun membawakan lagu ciptaan orang lain. Lagu-lagu itu kini terus diputar di berbagai akun media sosial Diana Sastra sejak beralih ke digital dan menghentikan produksi VCD di tahun 2017 silam.