INDRAMAYU, KOMPAS.com - Nama Carli (85), pencipta lagu tarling pantura asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mungkin terdengar asing bagi banyak orang.
Bukan karena lagu-lagunya yang tidak populer, tetapi karena namanya sering kali "digelapkan".
Meski demikian, lagu-lagu ciptaan Carli, yang kuat dan sarat makna, tetap dinyanyikan hingga saat ini.
Salah satu lagu terkenalnya adalah "Jam Siji Bengi" yang berarti "Jam Satu Malam".
Baca juga: Ramai soal Duta Sheila on 7 Bernyanyi di Acara Kampung, Tokoh Setempat: Nyanyikan Tiga Lagu
Lagu ini memiliki makna yang mendalam, seperti banyak karya lainnya yang diciptakan oleh Carli.
Istrinya, Dasini (67), menjelaskan bahwa Carli telah menciptakan banyak lagu tarling.
Sebagian lagunya dijual ke Jakarta, sementara yang lain ditawarkan kepada penyanyi lokal.
Sebagian lagu ramai dan meledak di masanya, hingga berulang kali dinyanyikan oleh penyanyi lain dan juga acara tarling dan sandiwara.
"Ada banyak lagunya, Bapane Senang, Jam Siji Bengi, Aja Ditangisi, Sulaya Janji, Kelap-kelip Lampu Biru, Krismon alias Krisis Moneter, Kembang Plastik, Pacaran Duwur Kertas, dan lainnya. Pacaran Duwur Kertas itu cintanya jauh, pacarannya di atas kertas karena dulu zaman surat-suratan, sekarang sih ada HP," kata Dasini, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (9/10/2024) petang.
Baca juga: Kisah Pilu Syam, Pencipta Lagu Meggy Z Sampai Inul, Kini Ngamen untuk Hidup
Baca juga: Cerita Sri Widajati Pencipta Tari Orek Orek, Dalang Perempuan yang Hidup Matinya untuk Seni Tari
Dasini, istri Carli, menunjukan kondisi kesehatan Carli yang sudah terbaring di kasurnya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. Carli adalah satu dari beberapa pencipta lagu yang bernasib pilu karena tidak mendapatkan royalti hingga usia renta.Tak sekedar omong, Dasini mengambil dan langsung menunjukan seluruh lagu ciptaan Carli. Kompas.com melihat langsung kertas yang bertuliskan lirik lagu yang sudah berwarna kuning dan lusuh. Dihitung, ada lebih dari 50 kertas dari kurun waktu 1980-1990 hingga sebelum tahun 2000-an.
Ia menyebutkan bahwa kemampuan Carli dalam menciptakan lagu dimulai ketika mereka tinggal di Jakarta.
Sejak remaja, Carli bekerja sebagai tukang becak dan penjual koran sebelum mengenal dunia musik yang lebih luas. Di perantauan, Carli juga menjadi kuli bangunan.
Di saat itu, Carli bertemu dan belajar dengan Rhoma Irama tentang musik. Kemudian, Carli juga sempat kenal dengan Benyamin S.
"Pak Carli belajar sama Haji Rhoma Irama dulunya, waktu di jakarta, dari kecil tinggal di Jakarta, sama itu yang sudah meninggal, Benyamin S, kenal juga," tambah Dasini.